Bank Muamalat akan Tekan NPF Hingga 3,3 Persen

Perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan ini tidak hanya menimbulkan perlambatan pembiayaan, namun juga mempengaruhi kualitas pembiayaan perbankan syariah. Bank Muamalat Indonesia pun menargetkan NPF akhir tahun dapat ditekan hingga 3,3 persen.

Bank Muamalat
Bank Muamalat

Direktur Keuangan Bank Muamalat, Hendiarto, mengatakan perekonomian yang melambat membuat rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) relatif kelihatan membesar. Ia menjelaskan pembiayaan pun selalu ada rundown. “Kalau rundown cukup normal tapi new booking tidak jalan akibatnya NPF relatif tinggi secara persentase,” kata Hendiarto ditemui disela-sela kegiatan Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Gedung Arthaloka, Rabu (13/5).

Pembiayaan Bank Muamalat pada kuartal I 2015 pun turun Rp 1 triliun dari akhir tahun lalu. Pada Desember 2014 Bank Muamalat mencatat pembiayaan sebesar Rp 43 triliun, sedangkan pada kuartal I 2015 sebesar Rp 42 triliun. Sementara NPF gross saat ini tercatat 5,6 persen, sedangkan NPF nett sebesar 4,13 persen. “Targetnya sampai akhir tahun ini NPF gross 4,9 persen dan NPF nett 3,3 persen,” ungkap Hendiarto.

Untuk menekan angka NPF di tahun ini, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Muamalat, Evi Afiatin Ismail, mengatakan pihaknya tidak hanya akan tetap melakukan penagihan dan merestrukturisasi pembiayaan yang bisa direstruktur, namun juga meningkatkan pencadangan pembiayaan. Di lain pihak, jelas Evi, Bank Muamalat belum akan melakukan revisi target sektor pembiayaan.

“Tidak ada revisi tapi kami akan lebih selektif untuk beberapa sektor ekonomi yang kurang bagus perkembangannya. Pembiayaan sebetulnya tidak ditahan tapi karena kondisi ekonomi kurang baik dan hampir semua bank juga melandai. Jadi (pembiayaan melambat) bukan sengaja tapi lebih selektif karena kondisi ekonomi kurang baik, sehingga kami memastikan hanya pembiayaan berkualitas saja yang diberikan,” ujar Evi. Baca: Rasio Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah Melonjak

Ia mengungkapkan sektor yang berkontribusi besar bagi NPF adalah sektor berbasis komoditas serta minyak dan gas. Oleh karena itu, pihaknya akan benar-benar selektif menyalurkan pembiayaan ke sektor tersebut. Sementara di sisi consumer banking, tambah Evi, Bank Muamalat akan tetap fokus pada pembiayaan kepemilikan rumah dan meningkatkan pangsa di micro banking dan retail banking. “Saya kira kami sudah siap untuk kesana. Bank Muamalat sudah siap dengan infrastruktur dan sumber daya manusianya,” cetus Evi.

Di tahun ini pembiayaan ditargetkan meningkat 15 persen. Evi pun optimis kendati dari sisi kualitas pembiayaan seluruh industri perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah, sempat tertekan, pihaknya dapat memperbaiki tak hanya kinerja dan kualitas pembiayaan, namun juga profitibilitas bisa lebih kompetitif di 2015. Ia pun tetap melihat titik cerah dibalik kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Baca: Ini Tiga Pilar Agar Bank Syariah Mampu Biayai Infrastruktur!

Evi menilai saat ini merupakan kesempatan bagi Bank Muamalat untuk berbenah diri, melakukan konsolidasi, mempersiapkan diri, dan memperbaiki apa yang kurang agar lebih siap untuk menjawab tantangan di masa datang, apalagi akan ada Masyarakat Ekonomi ASEAN. “Jadi saat ini kami diberi kesempatan untuk konsolidasi sejenak melihat ke dalam, memperbaiki internal, memperbaiki infrastruktur dalam melakukan manajemen risiko dan meningkatkan kemampuan Bank Muamalat dalam melakukan operasional perbankan lainnya, sehingga kami merasa ada berkah dibalik itu semua,” papar Evi, yang juga bersyukur kesempatan konsolidasi di tahun lalu membuat pihaknya siap untuk mengembangkan bisnis dengan lebih berkualitas.