Customer service Muamalat Prioritas tengah melayani keperluan nasabah di salah satu fasilitas Muamalat Prioritas, yakni Prioritas Lounge yang kini tersedia di Jakarta. Foto: BMI

Bank Muamalat Bidik Dana Rp 300 Miliar dari Nasabah Prioritas

Setidaknya ada 750 nasabah prioritas di Bank Muamalat.

Bank Muamalat Indonesia baru saja meluncurkan Muamalat Prioritas, Senin (30/1). Peluncuran layanan premium tersebut pun menjadi bagian dari strategi penghimpunan dana Bank Muamalat di tahun ini. Dari nasabah prioritas saja, pionir bank syariah di Indonesia ini menargetkan dana hingga Rp 300 miliar pada 2017.

Direktur Konsumer dan Bisnis Ritel Bank Muamalat Purnomo B Soetadi menuturkan, dari 1 juta nasabah di Bank Muamalat, jumlah nasabah yang layak untuk menjadi nasabah prioritas ada lebih dari 750 orang. Penentuan nasabah prioritas dilihat dari penempatan dana dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan dan nominalnya lebih dari Rp 500 juta di tabungan, deposito dan investasi.

“Dari situ kami akan menawarkan instrumen investasi dan bancassurance. Layanan prioritas ini diharapkan bisa menaikkan kepercayaan 750 nasabah eksisting, dari yang sebelumnya layanannya hanya sekedarnya. Dengan adanya layanan lebih dan tambahan produk investasi diharapkan lebih banyak dari mereka akan top up di Bank Muamalat,” ujarnya dalam konferensi pers Grand Launching Muamalat Prioritas, Senin (30/1).

Ia menambahkan pengoptimalan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) melalui Muamalat Prioritas dilakukan supaya bisa melakukan reposisi antara dana murah dan dana mahal, sehingga bisa menghemat biaya dana. Oleh karena itu, pihaknya akan memperbanyak porsi DPK dari nasabah individu.

Di tahun ini Bank Muamalat menargetkan penghimpunan DPK naik 17 persen dari 2016, terutama yang berasal dari nasabah individu. “Kami punya banyak program salah satunya Muamalat Prioritas karena itu sebagai upaya untuk memperbanyak porsi nasabah individu daripada korporasi. Kami bukan anti nasabah korporasi di DPK tapi supaya lebih balance buat bank. Dari eksisting nasabah prioritas, kami membidik Rp 300 miliar,” ungkap Purnomo.

Muamalat Prioritas sendiri telah soft launching sejak Oktober 2016. Sejak itu sudah ada 50-70 orang yang menjadi nasabah Muamalat Prioritas. “Targetnya karena kami sudah punya 750 yang layak jadi nasabah Muamalat Prioritas berdasar dana yang dititipkan, maka tahun ini seluruhnya harus jadi nasabah Muamalat Prioritas,” tegas Purnomo.

Namun, jumlah nasabah tersebut baru berasal dari Jakarta saja karena layanan Muamalat Prioritas masih fokus di Jakarta. Pasalnya mayoritas nasabah prioritas pun berada di Jakarta dan 65 persen transaksi keuangan ada di Jakarta. Kendati demikian, rencananya layanan premium tersebut akan meluas ke kota-kota besar lainnya di Indonesia secara bertahap, seperti Medan, Surabaya, Bandung dan Makassar.

“Tahun ini fokus di Jakarta dulu, baru tahun berikutnya ke kota besar lainnya. Lalu bagaimana nasabah prioritas Bank Muamalat selain di Jakarta? Masih bisa kalau mau jadi nasabah prioritas, karena akan dapat kartu yang sama, fitur dan manfaat yang sama, tapi kalau mau memanfaatkan lounge dan safe deposit box baru ada di Jakarta,” jelasnya.

Kendati layanan baru ada di Jakarta, lanjut dia, sudah ada beberapa nasabah, yang karena urusan bisnis sering berkunjung ke Jakarta, maka ia bisa mendaftarkan diri di kantor cabang dan kantor wilayah untuk menjadi nasabah prioritas. “Sehingga, ketika kesini mau meeting dengan rekan bisnis tinggal menggunakan lounge yang tersedia,” papar Purnomo.