BMT UGT Sidogiri Kejar Target Aset Rp 2 Triliun di 2015

BMT UGT Sidogiri baru saja “naik kelas” menjadi koperasi primer nasional. Lalu target apa lagi yang hendak dikejar BMT berprestasi ini untuk ke depannya?

DSC_3841Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-14 yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT UGT Sidogiri – Pasuruan, Jawa Timur,  akhir pekan lalu (21/2/15) disambut antusias oleh para anggotanya.

Pasalnya dalam RAT ke – 14 ini BMT UGT Sidogiri memperoleh ijin badan hukum dari pemerintah sebagai koperasi primer nasional. Dengan demikian BMT UGT Sidogiri bisa membuka cabang secara nasional dan juga mampu memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para anggotanya dimana saja.

Dengan adanya badan hukum sebagai koperasi primer nasional, Ketua BMT UGT Sidogiri -KH. Mahmud Ali Zain, juga mentargetkan untuk tahun 2015 mentargetkan aset Rp.2 Triliun. “Insyallah dengan semangat kelembagaan yang kami miliki target tersebut mampu tercapai di tahun ini,” terangnya.

Menjadi koperasi primer nasional dengan aset Rp 1,5 trilun ditahun 2014 dalam rentang usia berdirinya 14 tahun boleh dibilang sangat cepat. Pasalnya untuk mencapai aset Rp 5 Triliun, koperasi konvensional di Pekalongan – Jawa Tengah butuh waktu 34 tahun. Realitas ini sangat membanggakan bagi koperasi syariah BMT UGT Sidogiri.

KH. Mahmud Ali Zain, melanjutkan, bahwa untuk mencapai target aset tersebut BMT UGT Sidogiri terus meningkatkan performennya diantaranya adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan, penguatan teknologi, kualitas sumber daya insani (SDi) dan meningkatkan pemasaran. “Stategi strategi tersebut yang kami kembangkan untuk meningkatkan BMT UGT Sidogiri,”terang KH Mahmud.

Kemudian dalam pemaparan RAT, KH. Mahmud Ali Zain, menyebutkan, aset BMT UGT Sidogiri mengalami pertumbuhan 41 persen dari Rp. 1,069 triliun ditahun 2013 menjadi Rp 1,509 triliun ditahun 2014. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 40 persen dari Rp 664 milyar di tahun 2013 menjadi Rp 927 milyar di tahun 2014. Kemudian pembiayaan mengalami peningkatan 46 persen dari Rp 628 milyar ditahun 2013 menjadi Rp 919 milyar di tahun 2014. Sedangkan untuk pembiayaan bermasalah (NPF) mengalami kenaikan 0,4 persen dari 2,9 persen ditahun 2013 menjadi 3,3 persen.

Disamping kinerja bisnis yang mengalami peningkatan yang signifikan, BMT UGT Sidogiri juga memaparkan, bahwasanya  saat ini jumlah anggotanya sebesar 11.602 orang ditahun 2014, atau meningkat 31 persen dibandingkan tahun 2013 sebesar 8.871 orang. Dengan jumlah karyawan di tahun 2014 sejumlah 1.341 orang dan kantor cabang atau cabang pembantu sejumlah 257 unit.

Besarnya aset dan kinerja bisnis yang dimiliki oleh BMT UGT Sidogiri, menjadikan keinganan besar bagi lembaga keuangan dan perusahaan lain untuk menjalin kerjasama dengan BMT UGT. Diantaranya adalah perusahaan asuransi, bank syariah, perusahaan IT, Permodalan Nasional Madani dan perusahaan waralaba.

Sementara Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM – Setyo Heriyanto menuturkan, bahwa apa yang terjadi pada BMT UGT Sidogiri membuktikan bahwa koperasi bisa berhasil jika para pengurus dan anggotanya bisa kompak dan fokus. Banyak terjadi koperasi bermasalah dan hancur itu karena disebabkan pengurus, anggota, karyawan dan lain-lain. Tak ada koperasi itu hancur dikarenakan dari pengaruh luar.

“Karena itu, agar semua koperasi bisa seperti BMT UGT Sidogiri, perlu sekali peningkatan kualitas koperasi. Pengurus harus rajin melakukan inpeksi lapangan begitu juga pengawas koperasi. Hal yang sama,  pada karyawan juga harus meningkatkan kompetensi standarisasi. Jika ini dimiliki oleh semua koperasi, maka akan banyak koperasi- koperasi nasional seperti BMT UGT Sidogiri,” ujar Setyo Heriyanto menutup pembicaraan.