Dikepung 4 Toko Tetangga, 212 Mart Dumas Menggeliat

Meskipun di kepung empat toko tetangga, tapi omzet 212 Mart Duta Harapan Telaga Mas (Dumas) Bekasi tetap melejit. Diharapkan, suplai barang jangan tersendat ke gerai tersebut.

Komunitas Koperasi Syariah 212 Bekasi XIV dengan ghirah Islamnya telah mewujudkan berdirinya 212 Mart Duta Harapan Telaga Mas (Dumas) pada Ahad, 28 Januari 2018 lalu. Lokasinya di Blok D.1, Jl. Danau Duta Utara, Harapan Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.

212 Mart Dumas ini berada di bawah payung hukum Koperasi Amanah Telaga Amanah akan berkomitmen mewujudkan kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia, terkhusus di Kota Bekasi.

”Alhamdulillah grand opening (GO) 212 Mart Dumas, berjalan lancar dan sukses membukukan omzet Rp 70 Juta,” kata Ketua Komunitas KS 212 Kota Bekasi XIV, Imam Mustofa kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Kamis (8/2).
Omzet hariannya juga stabil, sebut dia, pada hari kedua mencapai Rp 15 juta, dan hari ketiga Rp 11 juta. Hari berikutnya bertengker di angka Rp 10 juta, kemudian keesokan harinya Rp 10 juta. Dan berlanjut ke hari berikutnya di posisi Rp 9 juta, dan Rp 8 juta. ”Omzet masih naik turun, cuaca hujan juga berpengaruh orang tidak keluar rumah untuk belanja,” kata Imam menjelaskan.

Dalam pengembangan, pihaknya juga berkomitmen untuk memfasilitasi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) dari para anggota dipasarkan di gerai 212 Mart Dumas. Menurutnya, potensi produk UKM itu sangat besar dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi umat. Terbukti, omzet produk UKM dalam sehari saja di kisaran Rp 500 ribu- Rp 1 juta.

Hanya, lanjut Imam, perangkat lunak toko untuk produk UKM harus ditingkatkan. Tentunya harapannya dengan dukungan dari PT Hydro Perdana Retailindo dan KS 212 Pusat untuk membuatkan sistem terbaik.

Target Miliki Tempat Sendiri
Disampaikan Imam, jumlah anggota Komunitas Kota Bekasi XIV hingga 212 Mart Dumas didirikan adalah 270 orang. Namun sampai hari ini jumlahnya bertambah menjadi 290-an orang. Adapun dana penyertaan kisaran Rp 500 ribu- Rp 25 juta dengan investasi terkumpul saat GO sebesar Rp 650 juta.
Dana itu digunakan untuk operasional 212 Mart Dumas dan sewa gedung Rp 80 juta pertahun. Namun kini, kata Imam, dengan bertambahnya anggota, investasi pun bertambah juga. Tapi investasi yang ada ini bukan untuk membuka gerai baru, melainkan untuk membeli lokasi atau tempat agar tidak menyewa lagi. ”Target kami punya tempat milik sendiri, jadi tidak sewa lagi,” ujar Imam.

Suplai Barang Jadi Kendala
Dia menegaskan, bahwa komunitas KS 212 di setiap daerah dipastikan akan mendukung program-program besar yang dicadangkan oleh KS 212 Pusat dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi umat ini.

Seperti halnya, 212 Mart sebut dia, adalah langkah strategis mengingat animo masyrakat atau umat Muslim sangat besar untuk membesarkan gerai berbasis islami ini. Bahkan, kata dia, yang belanja di gerai tersebut bukan hanya anggota tapi banyak juga orang yang bukan anggota.

”Yang belanja di 212 Mart Dumas saja 80 persennya justru bukan anggota. Jadi sebenarnya masyarakat luar biasa dengan label 212 Mart itu,” kata Imam.

Menurutnya, merebaknya pembukaan 212 Mart di wilayah-wilayah sangat bagus. Namun demikian pihak Hydro dan KS 212 Pusat harus mendukung yakni dengan terus memonitor perkembangan 212 Mart yang telah diresmikan. Bagaimana problem atau masalah yang dihadapi setiap gerai juga harus diketahui dan adanya solusinya.

Semisal, kata Imam, masalah distribusi barang-barang yang kadang terlambat masuk ke gerai, padahal pesannya sudah lama. Seperti telur, sudah dipesan tapi tak kunjung juga tiba.

Harapannya, tegas Imam, 212 Mart lebih dimonitor permasalah yang dialami kemudian diantisipasi bersama-sama. Ini juga pekerjaan rumah (PR) bersama-sama.”Kami juga tidak bisa semua membebankan kepada Hydro dan KS 212 Pusat. Artinya, bertigalah, KS 212 Pusat, Hydro, dan komunitas masing-masing punya andil bersama-sama memperbaiki ini agar berjalan semakin bagus,” ungkapnya.

Karena menurut Imam, ketika misalnya suplai barangnya itu telat, kekecewaan dari pembeli itu sangat luar biasa kepada pengurus komunitas. Jadi ketika barang yang akan dibelinya tidak ada maka pembeli beranggapan bahwa pengurus bekerjanya tidak profesional.

”Dan itu yang terjadi, suplai barang suka telat meski sudah dipesan. Pembeli jadi kecewa. Ini kan harus segera diantisipasi. Selama ini alasan Hydro karena dia lagi buka secara simultan di mana-mana. Tapi kan ini tidak menjadi alasan terus menerus kan? Bahkan kalau itu menjadi alasan semakin ke depan semakin kacau kita,” tukas Imam.

Dalam peraturan, jika barang-barang regular di gerai habis terjual. Maka pihak 212 Mart tidak boleh membeli satu produk yang sama dari Hydro. Imam mengaku pihaknya pun mentaati peraturan tersebut yang tertuang dalam kerjasama. Namun demikian menurutnya, jika ke depan ketika Hydro tidak ada solusi langkah apa yang harus ditempuh ketika suplai barang lambat sementara pembeli sudah teriak. ”Kalau nggak ada solusi, kami adakan sendiri, mau tidak mau. Karena kami nggak mau pembeli itu kecewa dan anggota terus protes,” ujarnya.

Anggota itu, sebut dia, sudah mempercayakan investasi kepada pengurus 212 Mart, tapi ketika mereka kecewa mereka mengganggap pengurus tidak profesional dalam bekerja. ”Karena memang tidak semua anggota itu paham mekanisme kerja kita itu seperti apa. Mereka tahunya, kita yang beli barang, kita juga yang menentukan harga, dan sebagainya,” kata dia.

Untuk kemudian menjelaskan kepada anggota secara satu persatu juga menurut dia, tidak mungkin. ”Jadi mayoritas anggota dan masyarakat itu tidak paham mekanisme kerja antara kita, KS 212 Pusat, dan Hydro. Yang paham mungkin 5 persen,” ucap dia.

Dikepung Empat Toko Manstream
Imam menyakini jika sinergi lebih ditingkatkan maka pengelolaan gerai berbasis islami akan lebih bagus, seperti halnya toko tetangga. Karena menurut dia, 212 Mart ini potensinya sangat luar biasa. Seperti hanya 212 Mart Dumas yang berada di komplek perumaahan. Kehadirannya itu dikepung 4 toko manstream, yakni 2 Indomart dan 2 Alpmart. Sedangkan diluar komplek perumahaan terdapat Superindo, Naga Swalayan, dan Giant Supermarket.

Meskipun pesaing dalam komplek perumahaan saja ada empat toko tetangga, namun kata Imam, pihaknya justru merasa senang karena omzet harian masih stabil. Hanya saja, sebut dia, ketika suplay barangnya kurang dan kadang-kadang beberapa item barang harga terlalu tinggi. ”Kami jadi ketar-ketir. Tapi kami sadar betul bahwa kami tidak mau membebani semua ke KS 212 Pusat dan Hydro. Artinya semua harus bersama-sama bekerja. Dengan keterbatasan mestinya harus ada prestibikitas,” kata dia.

Edukasi Anggota Harus Komitmen
Terkait pembeli lebih banyak orang luar sekitar 80 persen dibandingkan anggota, Imam pun menjelaskan. Pihaknya belum mengetahui jelas kenapa demikian terjadi. Sebenarnya dirinya juga ingin mengumpulkan anggota dalam waktu dekat. Kini, dia bersama pengurus lainnya sedang mencari data akurat. Karena ditakutkan adalah kesalahan anggota belanja dengan menggunakan kartu keanggotaanya di kasir tidak terkoneksi dengan sistem.

”Nah, dikhawatirkan kesalahan sistem. Nanti saya akan lihat dibulan kedua. Kalau kemudian bukan karena kesalahan sistem. Ya kita akan edukasi anggota bahwa mestinya anggotalah yang belanja, harus komitmen,” pungkasnya.