Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dan Guru Besar Universitas Syarief Hidayatullah Azyumardi Azra pada rapat pleno bertajuk "Strategi Kebudayaan Umat Islam Indonesia," di kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (22/6). foto:MySharing.

Din: Umat Islam Tidak Menuntut Hak Istimewa

Umat muslim hanya perlu diperlakukan berkeadilan dalam berkehidupan di masyarakat.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Din Syamsuddin pada rapat pleno ke 9 bertajuk “Strategi Kebudayaan Umat Islam Indonesia,” di kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (22/6).

“Jangan dibilang umat Islam tidak toleran. Umat Islam tidak menuntut hak istimewa, hanya perlu diperlakukan berkeadilan,” kata Din.

Din menyesalkan kejadian razia Satpol PP pada warung makan yang berjualan di siang hari di Serang, Jawa Barat, karena dengan tindakan berlebihan. Menurutnya, tutupnya warung makan di siang hari pada bulan puasa sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari budaya dan etika.

“Bukan orang-orang yang berpuasa minta dimanjakan. Bagi saya sih baik-baik saja untuk uji keimanan, tapi sebagai toleransi menurut saya itu budaya, etika, yang seyogyanya demikian.Ternyata dari informasi pun razia itu hanyalah sebuah rekayasa memecah Islam,” kata Din.

Din menegaskan,  umat Muslim sudah bertoleransi kepada penganut agama lain, misalnya saat Hari Raya Nyepi di Bali. “Di Bali saat Nyepi tidak boleh naik motor ke masjid. Penggunaan pengeras suara pun memang tidak diperbolehkan sebelumnya. Ini bukti toleransi umat Islam,” ujar dia.

Bahkan, lanjut dia, tokoh-tokoh Islam sejak dulu sudah bertoleransi dengan kebijaksanaan dan kenegarawanan dalam memperjuangkan Indonesia. Din pun mengingatkan kepada semua pihak agar umat Islam tidak didiskreditkan mengingat umat muslim merupakan bagian besar dari bangsa Indonesia.

Din: Umat Islam tidak menuntut hak istimewa, hanya perlu diperlakukan adil Click To Tweet