Masyarakat dibiarkan bergerak sendiri mencari kesejahteraan tanpa dirangkul pemerintah.
Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J. Rachbini berpendapat bahwa jurang ketimpangan ekonomi di Indonesia terus menganga, tidak hanya disebabkan oleh kurangnya pemerataan pembangunan. Tapi juga hal ini disebabkan oleh pertarungan politik di tingkat pusat.
”Sekarang ini, daya beli melemah ditandai penurunan penjualan barang konsumsi di tingkat pasar. Ini disebabkan politik ekonomi di mana para pemangku kebijakan saling memiliki kepentingan karena ada konflik politik. Lihat saja antara wapres dan presiden, tidak sejalan,” ungkap Didik dalam Seminar Tengah Tahun Indef 2017 bertajuk ” Mengurai Solusi Ketimpangan” di IPMI International School, Jakarta, Rabu (19/7).
Menurut Didik, arti kedaulatan rakyat memiliki arti politik yang dapat diartikan menjadi beberrapa bagian. Yakni, di mana di dalamnya terdapat kedaulatan ekonomi termasuk kesenjangan. Nah, kata Didik, kesenjangan tersebut sudah jelas terlihat dari rontoknya daya beli masyarakat.
Padahal, kata Didik, sesuai amanat konstitusi, keuangan negara harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Namun sayangnya di tingkat pusat, hal tersebut kerap menjadi kepentingan. Pada akhirnya masyarakat dibiarkan bergerak sendiri mencari kesejahteraan tanpa dirangkul pemerintah.
”Contoh ojek online, siapa saja bisa masuk. Tapi ini tidak diakomodasi pemerintah, dan hal ini jelas bisa memicu konflik. Inilah salah satu yang harus dikelola oleh pemerintah,” tukas Didik.
Selain itu, tambah Didik, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara seperti minyak dan lahan juga harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat dan harus bebas dari unsur politik.
Ojek online harusnya dikelola pemerintah! Click To Tweet”Konstitusi mengatakan, negara harus bertanggungjawab kepada fakir miskin. Program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) salah satunya. Itu sudah baik, tetapi harus ditingkatkan lagi, dan disokong oleh kebijakan yang lebih pro rakyat,” pungkas Didi menutup paparannya.