Minimal ada 2-3 proyek infrastruktur yang dibiayai dengan akad syariah.
Sarana Multi Infrastruktur (SMI) baru saja meluncurkan unit usaha syariah (UUS) hari ini, Rabu (22/3). UUS tersebut menjadi salah satu cara SMI dalam menangkap potensi pembiayaan syariah yang begitu besar. Di tahun ini SMI pun menargetkan UUS bisa membukukan pembiayaan hingga Rp 1 triliun.
“Untuk target UUS kami belum bisa optimis di tahun ini. Targetnya untuk UUS minimal ada 2-3 deal closing tahun ini senilai Rp 1 triliun. Syukur-syukur bisa lebih dari Rp 1 triliun,” kata Direktur Utama SMI Emma Sri Hartini ditemui usai Perayaan Sewindu SMI di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (22/3).
Dewan Pengawas Syariah Sarana Multi Infrastruktur Adiwarman Azwar Karim mengatakan, di syariah terdapat teori fleksibilitas syariah. Teori ini yang memungkinkan akad syariah digunakan untuk berbagai jenis, seperti pembiayaan infrastruktur. Di keuangan syariah pun tersedia banyak jenis akad syariah.
“Dengan teori fleksibilitas syariah ini, maka syariah punya banyak sekali pilihan akad yang bisa digunakan. Ini yang memungkinkan akad syariah digunakan untuk berbagai jenis. Ada akad musyarakah mutanaqisah, ini bisa juga untuk pembiayaan infrastruktur yang jangka panjang dan memerlukan struktur berbeda,” jelasnya.
Dalam hal pembiayaan infrastruktur, peran lembaga keuangan syariah saat ini masih terbatas. Ia menuturkan, perbankan syariah di Indonesia skalanya masih sangat kecil. Bank Syariah Mandiri sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia pun masih terbentur dengan batas maksimum penyaluran kredit jika membiayai infrastruktur.
“Maka, mereka memandang SMI untuk menjadi leading sindikasi proyek infrastruktur. Jadi keberadaan UUS SMI sangat menentukan karena kalau SMI bilang iya, bank syariah lain akan merasa nyaman karena pasti telah melalui kriteria yang komprehensif oleh SMI dan SMI bisa meyakinkan investor untuk ikut pembiayaan infrastruktur,” pungkas Adiwarman.