Ekonomi syariah tidak hanya ditujukan eksklusif pada kelompok tertentu. Industri keuangan syariah pun didorong agar dapat semakin memperluas akses dan kompetensinya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D Hadad, mengatakan banyak area yang perlu digarap lebih lanjut oleh lembaga keuangan syariah dan memerlukan respon cepat dari pelaku industri. Setidaknya Muliaman menyebutkan ada tiga area penting yang perlu menjadi perhatian industri keuangan syariah.
Pertama, keuangan syariah harus mampu membuka akses keuangan bagi masyarakat menengah bawah. Oleh karena itu, lanjut Muliaman, lembaga keuangan syariah harus membangun kompetensi bagaimana bisa membuka akses keuangan sekaligus memobilisasi dana masyarakat. “Terbukanya akses artinya terbukanya pelayanan (ke masyarakat). Kalau kita kuat, maka kita tak perlu bergantung pada asing,” tukas Muliaman dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah 2015 di Balai Sidang Universitas Indonesia, Selasa (28/4). Baca: Ini Langkah OJK Tingkatkan Keuangan Inklusif Syariah!
Kedua, pendapatan kelas menengah di Indonesia yang semakin berkembang. Menurut penelitian McKinsey kelompok kelas menengah akan berkembang dan jumlahnya mendekati 127 juta jiwa. Selain itu, tambah Muliaman, kelas menengah ini juga mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup, muslim dan relatif hidup di perkotaan, sehingga lembaga keuangan syariah harus mampu menjadi sahabat kelas menengah.
“Bagaimana caranya? Harus dibangun sistem keuangan syariah kuat yang punya produk alternatif bagi kelas menengah karena mereka mulai tahu alternatif investasi. Jadi lembaga keuangan syariah harus mampu mengakomodasi, merespon dan menyiapkan sebaik-baiknya karena potensinya luar biasa,” kata Muliaman. Baca: OJK Bidik Kelas Menengah Jadi Investor Pasar Modal
Ketiga, lembaga keuangan syariah juga dinilai harus mampu membiayai proyek pembangunan. Di sisi perbankan syariah pun pada dasarnya baru berupa perbankan komersial. Investment banking belum terjamah karena kapasitas dan sumber dayanya masih terbatas. “Lembaga keuangan syariah jangan hanya urus yang kecil saja. Jadi kalau pemerintah mau buat jalan tol, bandara, mestinya bisa biayai dengan syariah. Dengan demikian, bank syariah tidak hanya membuka akses pada masyarakat kecil sehingga bisa memobilisasi dana besar dan menjadi lebih partisipatif dan inklusif, tetapi mudah-mudahan bisa merata, mulai dari untuk layanan pada masyarakat kecil, kelas menengah dan atas,” pungkas Muliaman.