Ketetapan ini didukung oleh 202 negara yang 90 persen non Muslim.
Di ajang Reuni 212 (2/12), The World Peace Committee (TWPC) menetapkan Aksi Bela Islam 2 Desember 2016 atau yang biasa disebut Aksi 212 sebagai Hari Ukhuwah Dunia alias World Brotherhood Day.
Menurut Presiden Perdamaian Dunia atau TWPC, YM Mr Djuyoto Suntani, penetapan Hari Ukhuwah Dunia itu atas usulan beberapa negara yang mencermati peristiwa 212. Ketetapan ini didukung oleh 202 negara yang 90 persen non Muslim.
Koordinator pengumpulan informasi ditangani oleh Eksekutif Chairman the World Peace Committee Mr Samuel Mathew Downing yang Tokoh Kristen tinggal di Washington DC, Amerika Serikat.
Koordinator korespondensi data ditangani oleh Kepala Perwakilan the World Peace Committee di Armenia Madam Susanna Gasparyan, tokoh Kristen Orthodox. Penerima masukan ditangani oleh Kepala Perwakilan the World Peace Committee di Brazil Madam Gislene Pascutti yang beragama Katolik. Penghimpun usulan ditangani Duta Besar the World Peace Committee di Afrika Selatan YM Ratu Sheba, Tokoh Kristen.
Sedangkan Legalitas Penetapan oleh Deputy President the World Peace Committee untuk Eropa Timur Mr Andrii Melnyk di Kremenchuk Ukraina yang beragama Kristen Orthodox. Pemutakhiran data oleh Direktur Hubungan Antar Lembaga the World Peace Committee di India Mr Ashok Awekar yang Tokoh Hindu.
Koordinator Penyimpan semua data dan pengesahan Hari Ukhuwah Dunia oleh Sekretaris Jenderal the World Peace Committee di Italia Prof. Dr Francesco Paolo Scarciolla di Italia yang beragama Katolik bersama Chairman the World Peace Committee di Pakistan Prof. Dr Agha Tareq Khan.
Menurut TWPC, ada 9 (sembilan) hal penting dan luarbiasa yang terlihat di peristiwa fenomenal 212 sehingga layak dimonumentalkan dalam sebuah hari khusus untuk tetap diperingati sepanjang tahun.
Pertama, merupakan peristiwa pertama di dunia.
Kedua, jutaan massa yang berkumpul datang dengan ikhlas atas inisiatif sendiri.
Ketiga, jutaan massa yang berkumpul semuanya untuk menyampaikan suara hati nurani.
Keempat, jutaan massa yang berkumpul semuanya bertanggungjawab atas diri sendiri.
Kelima, jutaan massa yang berkumpul berlangsung tertib, aman dan damai.
Keenam, logistik yang terkumpul semua berasal dari elemen masyarakat. Tidak ada massa yang kelaparan atau kehausan.
Ketujuh, jutaan massa yang berkumpul dengan hening berdoa secara khusu bersama seluruh makhluk di alam semesta.
Kedelapan, jutaan massa yang berkumpul membawa aura sejuk dan kekeluargaan, persahabatan, perdamaian, persaudaraan yang saling menghormati sesama.
Kesembilan, alam semesta di seluruh planet Bumi memberi restu mulia pada jutaan massa yang berkumpul di Monas pada 2 Desember sehingga selesai acara, lokasi bersih rapi. Tidak ada selembarpun sampah yang tersisa. Ini terjadi karena ridha Tuhan dan restu seluruh alam semesta.