Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan Bank Jabar Banten Syariah (bank bjb syariah) menandatangani nota kesepahaman dan kerja sama pembiayaan refinancing KPR Syariah dengan bentuk pembiayaan mudharabah untuk jangka waktu lima tahun. Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto, mengatakan penandatanganan nota kesespahaman ini bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan KPR Syariah dengan menggunakan dana jangka panjang serta mendorong tumbuhnya portofolio pembiayaan pemilikan rumah yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan untuk mengakses dana dari pasar modal.
“Penandatanganan kerjasama pembiayaan ini adalah salah satu upaya SMF untuk mendukung pembiayaan KPR Syariah di Indonesia dengan cara memfasilitasi pembiayaan jangka menengah/panjang dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan sehingga terjangkau oleh masyarakat,” kata Raharjo, di Gedung SMF, Rabu (11/12).
Menurut Raharjo, jumlah outstanding pembiayaan (konvensional maupun syariah) yang telah disalurkan SMF untuk tahun 2013 sampai dengan November berjumlah Rp 1,74 triliun. SMF telah melakukan refinancing pembiayaan hunian syariah kepada enam bank syariah dengan total pembiayaan Rp 2,2 triliun. Semuanya disalurkan untuk KPR Syariah dengan plafon hingga Rp 500 juta. “Ini artinya SMF telah memprioritaskan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah sehingga pada akhirnya memungkinkan kepemilikan rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia,” ujar Raharjo.
Di sisi lain, Raharjo pun berharap agar perbankan syariah mulai tergerak menggunakan akad musyarakah mutanaqisah/MMQ (kongsi) sebagai alternatif pembiayaan hunian syariah. “Dalam kaitan dengan program SMF, ke depannya tagihan atas KPR Syariah dapat disekuritisasi sehingga diharapkan melalui kerjasama program refianncing ini bank syariah sudah mulai menggunakan akad MMQ,” kata Raharjo.
Pada tahun 2013 bank bjb syariah menargetkan aset mencapai Rp 6,09 triliun, pembiayaan Rp 4,67 triliun, dan dana pihak ketiga Rp 4,81 triliun. Sampai dengan September 2013 aset tercatat sebesar Rp 4,59 triliun, pembiayaan Rp 3,62 triliun dan DPK Rp 3,57 triliun.