Muslim AS
Gadis Muslim di Paterson, New Jersey, sekitaran New York City. Wilayah ini kian menjadi destinasi populer bagi imigran Muslim. Foto: Wikipedia

45% Muslim Amerika Berpenghasilan USD 50.000

[sc name="adsensepostbottom"]

Memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan Islam, Paman Sam toleran terhadap Muslim Amerika untuk mempraktikkan kepercayaan, bersosial, dan sejahtera.

Muslim AS
Gadis Muslim di Paterson, New Jersey, sekitaran New York City. Wilayah ini kian menjadi destinasi populer bagi imigran Muslim. Foto: Wikipedia

Pada 2009 di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, Presiden Barrack Obama berpidato, begini salah satu kutipannya: “America and Islam are not exclusive, and need not be in competition. Instead, they overlap, and share common principles – principles of justice and progress; tolerance and the dignity of all human beings”. Pidato yang diberi judul “The New Beginning” tersebut mengangkat beberapa isu penting terkait hubungan Arab/ Muslim dan AS, misalnya masalah Palestina dan Israel, masalah ketegangan Republik Islam Iran dan AS, dan isu-isu lainnya.

Intinya, Obama mengklarifikasi, bahwa negerinya tidak pernah bermusuhan dengan Muslim, melainkan menerimanya. Bahkan, ia mengutip John Adams, salah satu pendiri AS, “The United States has in itself no character of enmity against the laws, religion or tranquility of Muslims”. Bahkan, menurutnya saat Muslim Amerika pertama yang menjadi Anggota Kongres AS, “Ia mengambil sumpah untuk membela Konstitusi kami dengan menggunakan Al Quran yang salah satu Bapak Pendiri kami – Thomas Jefferson – simpan di perpustakaan pribadinya”.

Muslim di Amerika Serikat (AS) menampilkan mosaik etnis, linguistik, ideologi, sosial, ekonomi, dan kelompok keagamaan. Hal yang lumrah untuk sebuah negara yang dibangun dari aneka budaya. Kehidupan Muslim Amerika menjadi topik diskusi di Pusat Kebudayaan AS, @America, 13/6. Menghadirkan Dr. Muhammad Ali, Assistant Professor, University of California at Riverside dan Mohamad Joban, Imam mesjid Ar Rahmah, Redmond, Washington.

Annual Household Income Muslims General Public
$100,000 16% 17%
$75,000 – $95,000 10% 11%
$50,000 – $74,999 15% 16%
$30,000 – $49,999 24% 23%
Less than $30,000 35% 33%
Level of Education Muslims General Public
Graduate Study 10% 9%
College Graduate 14% 16%
Some College 23% 29%
High School Diploma 32% 30%
No High School Diploma 21%

16%

Sumber: Muslim Americans: Middle Class and Mostly Mainstream, Pew Research Center, May 22, 2007.

Nilai-nilai Islam dan Amerika
Kesamaan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh AS dengan nilai-nilai Islam, menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya Muslim di AS. Bahkan melawan segala bahwa bangsa AS mendiskriminasi Muslim. Mengutip pidato Obama yang sama, “Islam dan AS memiliki kesamaan, contohnya nilai-nilai keadilan, kemajuan, toleransi, dan kehormatan semua manusia”.

Ali memberi contoh, sejak 9/11, pertumbuhan Muslim di AS malah bertambah banyak, sekitar 20000 per tahun Muslim baru baik hasil dari konversi maupun imigran Muslim. Sebagain besar pertumbuhan jumlah Muslim Amerika berasal dari imigran. Menurut Wikipedia, pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS, hampir 96.000 imigran Muslm datang di tahun itu.

Muhammad Joban sepakat dengan Ali, Ustad AS asal Bandung ini menambahkan “Islam bertumbuh paling cepat di AS. Islam dapat bertumbuh di negeri yang menjunjung tinggi kebebasan. Faktor lainnya yang menyebabkan Islam berkembang di dunia Ini adalah Alquran”.
Joban mengisahkan banyak dari jamaahnya adalah konversi dari agama lain. Para jamaah itu mengonversi diri karena melihat akhlak dan perilaku orang Muslim senegaranya yang baik. “Seperti melihat Alquran berjalan”, kata Joban sambil menambahkan, bahwa hal inilah yang secara natural membuat penduduk Mekkah dulu masuk Islam, karena melihat akhlak Nabi Muhammad Saw.

Joban mengambil contoh salah satu jamaahnya yang masuk Islam pasca 9/11, awalnya adalah ingin membalas dendam kepada kaum Muslim atas kematian salah satu sanak saudaranya pada bencana itu. Namun sebelum membalas dendam, orang itu mendatangi Mesjid untuk melihat apa yang dikerjakan Muslim sebenarnya. Menariknya, justeru umat Muslim yang di Mesjid menyambutnya dengan hangat, tidak peduli niatan orang itu sebenarnya untuk membalas dendam. Dari sanalah orang itu lantas mempelajari Islam dan Alqurannya dan pindah agama.

Dari kisah itu, Joban menyimpulkan, orang AS kebanyakan masuk Islam karena membaca (Iqra), berbeda dengan orang Indonesia yang kebanyakan masuk Islam karena orang tuanya Islam.

muslim amerika makin kaya
Dr. Muhammad Ali, Pengajar Islamic Studies di University of California at Riverside

Dapat Menjadi Model Bagi Muslim di Negara Lain
Jika dilihat dari komposisinya, Ali menggambarkan Muslim Amerika sebagaimana dikutip dari Council on American-Islamic Relations (CAIR), yaitu: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).

Kaum Muslim Amerika juga aktif dalam kehidupan sosial politik di AS. Ali menyebut di antaranya ada yang menjadi Duta Besar AS untuk Filipina, Anggota Kongres AS, Walikota, tentara AS, dan profesi lainnya. Dilihat dari pendapatan juga, tambah Ali, sekitar 45% Muslim Amerika memiliki pendapatan tahunan tak kurang dari USD50.000 bahkan lebih tinggi. “Sekitar 93% Muslim Amerika setia kepada negaranya. Muslim Amerika telah menjadi bagian dari mainstream di AS kini”, kata Ali.

Bahkan, Ali mengutip The Wall Street Journal pada 2005 menulis bahwa Muslim Amerika dalam menjadi model bagi Muslim di belahan dunia lain, khususnya di negara bukan mayoritas Muslim.

Hasil survey Pew Research pada 2007. Muslim Amerika yang merupakan imigran memang lebih terdidik dan mampu secara ekonomi daripada Muslim yang dilahirkan di AS. 24% dari Muslim Amerika dan 29% dari kaum imigran Muslim Amerika bergelar sarjana jika dibandingkan dengan 25% dari populasi AS. 41% Muslim Amerika dan 45% dari kaum imigran Muslim Amerika dilaporkan memiliki penghasilan per tahun hingga USD 50,000 atau lebih tinggi. Bandingkan dengan rata-rata nasional pendapatan keluarga penduduk AS yang 44%.

Muslim Amerika imigran merepresentasikan kelompok berpenghasilan tinggi di kalangan Muslim Amerika, dengan sekitar 19% mengklaim memiliki penghasilan tahunan USD 100,000 atau lebih tinggi. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh konsentrasi Muslim Amerika imigran ini sebagai profesional, manajerial, bidang teknis, khususnya teknologi informasi (TI), pendidikan, farmasi, hukum, dan korporasi.

Meskipun Muslim Amerika tersebar di penjuru AS, kebanyakan tinggal di daerah perkotaan. Sepuluh kota dengan populasi Muslim terbesar adalah California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland.

Muslim Amerika diperkirakan antara 5 hingga 7 juta orang. Sementara Pew Research memperkirakan ada sekitar 2,6 juta Muslim Amerika atau 0,8% dari total populasi AS.

Dilihat dari rasnya, diestimasi, populasi African-American Muslim diperkirakan antara 1/5 hingga 1/3 dari seluruh Muslim Amerika. Ras mayoritas Muslim Amerika di adalah Arab dan Asia Selatan (Indian, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan).

Sayangnya, dakui oleh Ali sendiri, sulit untuk menentukan berapa banyak Muslim Amerika. Karena, Negara tidak pernah ikut campur urusan keagamaan warganya, jadi tidak disensus agama seseorang itu apa. Ali mengilustrasikan, ketika dirinya melamar menjadi pengajar di AS, bukan agamanya yang ditanyakan dulu, bukan asal negaranya, tetapi kapabilitasnya.

Akhirnya, data tentang Muslim Amerika kebanyakan dikumpulkan oleh lembaga non pemerintah, seperti lembaga penilitian sosial, universitas, bahkan swasta. Estimasi yang dikumpulkan dari berbagai lembaga, Muslim Amerika diperkirakan antara 5 hingga 7 juta orang. Sementara Pew Research memperkirakan ada sekitar 2,6 juta Muslim Amerika atau 0,8% dari total populasi AS.