busana muslim

Bandung Bersiap jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia

[sc name="adsensepostbottom"]

Walikota Bandung, Ridwan Kamil mendukung Bandung untuk menjadi pusat fesyen Muslim dunia.

busana muslimParijs van Java melekat pada Kota Bandung sejak zaman Hinda Belanda. Selain karena alamnya yang seindah Paris, julukan ini diberikan karena kota ini memiliki passion yang tinggi terhadap mode. Itu dibuktikan dengan hadirnya Butik Au Bon Marche di Jalan Braga.

Butik ini hanya menjual pakaian impor dari Paris. Pembelinya pun bukan orang sembarangan. Harganya yang mahal, membuat butik ini dikunjungi Sinyo dan Noni Belanda. Terdapat sejumlah nama orang Indonesia yang pernah berbelanja di sini. Salah satunya Presiden RI pertama, Soekarno.

Soekarno, selain terkenal sebagai singa podium, ia memiliki selera fesyen yang tinggi. Itu terlihat dari seringnya ia terlihat di Jalan Braga, pusat perdagangan kaum elite di Bandung. Di sini, ia mencari setelan jas atau pakaian yang akan ia kenakan di acara kenegaraan.

Dalam perkembangannya, Bandung berhasil mempertahankan ikon “Paris van Java”. “Pakaian dan makanan yang menjadi ciri khas Bandung. Bahkan banyak orang Malaysia yang datang dan mempromosikan Bandung karena Bandung mempunyai makanan yang halal,” ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Begitupun dengan fesyen. Begitu banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke kota ini untuk berburu pakaian. Sejumlah kreativitas dalam bidang fesyen pun lahir di kota ini. Sebut saja pakaian distro, yang kini menjamur di sebagian besar wilayah Indonesia. Jika ditelusuri, Bandung lah yang menjadi tempat berangkatnya
fesyen ini.

“Bandung juga akan menjadi pusat fashion muslim di dunia,” ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Target besar ini akan ditandai dengan ‘deklarasi Bandung Pusat Fashion Muslim Dunia’ pada 4 Oktober 2014 di Lapangan Tegallega Bandung. Kegiatan ini akan diramaikan pentas marawis dan fashion show oleh Syafira, Zoya, serta Encyclo & Mezora.

“Kita terus kembangkan fesyen, makanan, dan hal-hal kreatif lainnya di Kota Bandung,” ucapnya.

Untuk pengembangan fesyen, sambung Emil, tidak terlalu sulit. Selain trade mark Bandung sebagai Paris van Java, setiap hari selalu muncul ide-ide kreatif anak muda Bandung di bidang fesyen, termasuk model-model hijab terbaru. Selain itu, merek-merek terkenal asal Bandung pun sudah lebih dulu eksis di kancah nasional maupun internasional. Baca juga: Konferensi Hijab Indonesia Solidaritas Kaum Muslimah

Sementara itu, pengurus Bandung Creatif City Forum (BCCF) Wientor Rah Mada menuturkan, industry kreatif Bandung selalu laku jika ekspansi ke luar kota. Ini disebabkan karena energi anak muda Bandung sangat besar. Namun kekurangannya, dalam berbisnis, mereka kadang tidak menghiraukan aturan dari pemerintah seperti pembukaan izin dan standardisasi produk.

“Biasanya, seiring perkembangan bisnisnya, mereka akan melengkapi perizinan. Apalagi jika bisnisnya akan di franchise-kan,” tutupnya.