Bank Syariah Bukopin mulai fokus menggarap pembiayaan mikro di tahun ini. Hingga Juni 2014 pembiayaan mikro telah mencapai Rp 350 miliar.

Ia menambahkan teori dasar high profit high risk juga berlaku di sektor pembiayaan mikro. Oleh karena itu, Bank Syariah Bukopin selektif dalam memilih target market mikro, dimana risiko-risiko dapat diidentifikasi, diukur, dan dimitigasi. Saat ini Bank Syariah Bukopin pun fokus pada pembiayaan mikro bagi pensiunan pegawai negeri sipil, TNI dan Polri. Target pasar tersebut dinilai memiliki potensi bisnis besar dengan tingkat risiko relatif rendah sepanjang mitigasi risikonya ditangani dengan baik. “Sumber pengembalian kewajiban nasabah berasal dari pemotongan manfaat pensiun bulanan yang diterima (fix income) yang ada di rekening tabungan nasabah di bank yang ditunjuk,” ujar Riyanto. Dalam hal ini, Bank Bukopin sebagai bank induk adalah salah satu bank pembayar manfaat pensiun. Selain itu, Bank Syariah Bukopin juga bekerja sama dengan baitul maal wat tamwil (BMT).
Riyanto menuturkan dalam pelaksanaannya bisnis mikro ini tak terlepas dari kerjasam kemitraan strategis, dimana antara pihak saling memberikan peran penting dalam implementasi pelayanan pembiayaan kepada para pensiunan. “Kami menyadari saat ini masih memiliki keterbatasan jaringan dan SDM, sehingga memerlukan mitra untuk menyalurkan produk pembiayaan ini. Kemitraan strategis ini membuka peluang bisnis mikro pembiayaan pensiunan semakin terbuka,” jelasnya.
Sampai Juni 2014, Bank Syariah Bukopin telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3,468 triliun, naik 17,97 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,939 triliun. Sementara dana pihak ketiga mencapai Rp 3,372 triliun, tumbuh 5,23 persen dari Rp 3,205 triliun. Aset pun naik 18,77 persen menjadi Rp 4,645 triliun.

