Industri perbankan syariah terbilang tahan goncangan di tengah krisis keuangan global. Kini tantangan yang dihadapi perbankan syariah adalah mempertahankan kredibilitasnya.

Ia mengungkapkan meningkatnya permintaan produk keuangan syariah, baik dari negara mayoritas muslim maupun minoritas muslim, telah berkontribusi bagi pertumbuhan industri keuangan syariah. Pada tahun lalu Inggris, Afrika Selatan dan Luxembourg masuk ke pasar sukuk global dengan menerbitkan sukuk perdananya. “Pemerintah turut menjadi pendorong keuangan syariah yang sangat kuat, yang menjadi salah satu sumber pertumbuhan di masa mendatang,” tukas el-Karanshawy.
Hadirnya produk keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan banyak negara menimbulkan potensi pertumbuhan yang cukup besar. “Saat satu negara telah sukses (masuk ke pasar keuangan syariah), negara lainnya akan mempelajarinya. Tidak perlu buru-buru, mereka akan melakukan studi dan mengikuti,” imbuh el-Karanshawy. Baca: Asia Jadi Motor Keuangan Syariah Global
Sementara, Direktur Jenderal Islamic Research and Training Institute Islamic Development Bank (IDB), Azmi Omar, menuturkan selain menerbitkan sukuk, sejumlah negara kini juga telah mulai menyiapkan regulasi yang memungkinkan lembaga keuangan syariah beroperasi dalam skala global. “Ekonomi dan keuangan syariah telah memeroleh perhatian dalam beberapa tahun ini dan menjadi bagian dari kebijakan publik, karena itu isu reformasi lembaga dan membuat standar yang tepat menjadi penting,” kata Omar.
Ia menambahkan krisis keuangan global pun telah memperlihatkan beberapa kekeliruan dalam sistem keuangan konvensional dan menonjolkan prinsip keuangan syariah yang mampu memberikan pertumbuhan berkelanjutan dan stabil. Aset keuangan syariah global tumbuh 17 persen dengan aset mencapai 1,6 triliun dolar. Pada 2020 aset keuangan syariah global diperkirakan mencapai 4,2 triliun dolar. Baca: 2015, Aset Keuangan Syariah Global Lampaui 2,5 Triliun Dolar

