Bioplastik
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Untung Ari Wibowo, memaparkan penelitiannya di ajang Tanoto Student Research Award, Selasa (3/3).

Bioplastik Umbi Gembili yang Ramah Lingkungan

[sc name="adsensepostbottom"]

Kantung plastik menjadi komoditi yang tak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Namun di sisi lain plastik diketahui sebagai item yang membutuhkan waktu lama untuk terurai oleh tanah. Oleh karena itu, mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Untung Ari Wibowo pun mengetengahkan penelitian pembuatan bioplastik dari umbi gembili.

kantung plastik
Foto: Indonetwork.

Bioplastik merupakan plastik ramah lingkungan yang dibuat dari bahan hayati seperti jagung, kentang dan singkong, yang mudah terurai. Dalam penelitiannya, Untung menemukan bahwa tanaman gembili (Dioscorea esculenta) yang merupakan jenis umbi-umbian bisa menjadi bahan baku pembuatan bioplastik. Untung juga menggunakan plasticizer gliserol dan asam sitrat untuk meningkatkan keelastisannya.

Ia menambahkan umbi memiliki kandungan pati 51 persen, sehingga gembili bisa dijadikan sebagai sumber bioplastik. “Untuk bahan baku bioplastik ini gembili dipotong, disaring, diendapkan, lalu dikeringkan hingga mendapatkan tepung pati. Dari 100 gram umbi gembili bisa didapatkan 40 gram pati,” jelas Untung dalam ajang Tanoto Student Research Award di Annex Building, Selasa (3/3).

Untung menuturkan plasticizer gliserol dan asam sitrat pun ditambahkan agar plastik tidak getas. Melalui pengujian tarik, sifat mekanik dari bioplastik dapat diketahui bahwa semakin banyak plasticizer yang ditambahkan, maka kekuatan tarik akan menurun dan keelastisannya meningkat. “Hasilnya berupa kantung plastik yang bening, halus, dan transparan,” tukasnya.

Bioplastik
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Untung Ari Wibowo, memaparkan penelitiannya di ajang Tanoto Student Research Award, Selasa (3/3).

Sementara, uji kemampuan biodegradasi bioplastik dilakukan dengan cara dipendam dalam media tanah. Penggunaan plasticizer gliserol dan asam sitrat pun membuat bioplastik dari pati gembili dapat terurai sempurna dalam 21 hari. “Pengujian penguraian dalam tanah setelah tujuh hari bioplastik terpecah, 14 hari fraksinya semakin kecil, hingga 21 hari plastik terdegradasi sempurna,” ujar Untung. Ia menuturkan dari segi ketahanan bioplastik memang masih kalah dari kantung plastik kresek, tetapi bioplastik bisa terurai lebih cepat dari kantung plastik biasa.

Kendati demikian, ia tak menampik harga bioplastik dari umbi gembili lebih mahal tiga kali lipat dari kantung plastik biasa karena tidak dibuat massal dan belum ada teknologi yang bisa menciptakan bioplastik secara efisien. “Namun jika teknologinya sudah ada mungkin harganya bisa murah dalam 20-30 tahun lagi,” kata Untung. Saat ini, lanjutnya, baru ada tiga produsen kantung plastik yang memproduksi bioplastik. Itu pun sesuai pesanan dan hanya dipakai brand ternama.

Untung mengutarakan perlunya penelitian lebih lanjut agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ada, sehingga dapat digunakan secara luas di masyarakat. Kajian ekonomi pemanfaatan gembili sebagai bahan baku pembuatan bioplastik juga perlu dilakukan, terutama apakah menguntungkan jika petani menanam gembili dan menjual hasilnya sebagai bahan baku bioplastik.