Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (tengah) didampingi oleh Managing Director ZALORA Indonesia berfoto bersama dengan para perancang pengusaha mode Indonesia dalam pemberian penghargaan kepada perancang mode muda Indonesia di Balai Kartini, Jakarta (25/06). (Foto: Dok Budgecom)

Busana Muslim Beri Kontribusi Besar Bagi Industri Pakaian

Pemerintah menargetkan bisnis busana di Indonesia tumbuh 6-8 persen di tahun ini. Di tahun 2013 bisnis pakaian di tanah air tumbuh 6,4 persen. Diantara kisaran angka pertumbuhan itu, busana muslim memberikan kontribusi cukup besar.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (tengah) didampingi oleh Managing Director ZALORA Indonesia berfoto bersama dengan para perancang pengusaha mode Indonesia dalam pemberian penghargaan kepada perancang mode muda Indonesia di Balai Kartini, Jakarta (25/06). (Foto: Dok Budgecom)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (tengah) didampingi oleh Managing Director ZALORA Indonesia berfoto bersama dengan para perancang pengusaha mode Indonesia dalam pemberian penghargaan kepada perancang mode muda Indonesia di Balai Kartini, Jakarta (25/06). (Foto: Dok Budgecom)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan industri pakaian menyumbang sebesar 28 persen pada ekonomi kreatif. Dari porsi itu, Mari menyebut busana muslim berkontribusi sekitar 30 persen. Ia pun mengakui busana muslim menjadi industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi.

“Pertumbuhan pasar ini (busana muslim) luar biasa, jadi berbicara mengenai Indonesia sebagai hub muslim untuk 2015 di Asia dan tahun 2020 di dunia, maka tak salah jika melihat pertumbuhannya karena setiap tahun ada saja perkembangan di fashion,” papar Mari dalam peluncuran Zalia by Zalora, Rabu (25/6).

Ia menambahkan pemerintah pun terus mendukung para desainer muslim untuk terus mengembangkan karya. Salah satunya adalah dengan menggandeng sejumlah desainer berbakat dalam program Fashion Forward. Mari menuturkan dalam program tersebut, pemerintah membina para desainer agar dapat bersaing dengan desainer kelas dunia. Tidak hanya mengenai desain, tetapi juga internalisasi budaya Indonesia sampai ke penetapan harga busana.

“Dari Fashion Forward itu, para desainer bisa masuk ke Indonesia Fashion Week, sampai diundang ke London Fashion Week dan New York Fashion Week,” ungkap Mari dengan bangga. Tahun lalu peserta Fashion Forward adalah Dian Pelangi dan Jenahara. Kali ini, Kemenparekraf menggandeng Nur Zahra. Menurut Mari, pemerintah telah mendukung sekitar 650 desainer Indonesia, dimana 50 diantaranya adalah desainer busana muslim.

Selain itu, Mari mengatakan industri busana muslim juga menjadi salah satu bagian dari wisata syariah yang kini sedang digalakkan oleh pemerintah. Wisata syariah yaitu suatu jenis wisata yang mengadopsi nilai islam dan busana muslim ada di dalamnya. “Dengan tujuan menjadi kiblat busana muslim di tahun 2020, jadi wisatawan tidak hanya berkunjung ke Bali misalnya, tapi juga belanja busana muslim di sini. Ini jadi membuka pasar luar biasa baik lokal dan luar negeri,” cetus Mari.