Di tengah pesatnya penggunaan teknologi oleh masyarakat umum, industri perbankan mau tak mau harus mengikuti tren tersebut. Layanan online dan mobile banking menjadi suatu hal yang niscaya ada di perbankan.

Seiring terus meningkatnya biaya pembukaan cabang baru dan pemeliharaan kantor cabang eksisting membuat industri perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah, mulai beralih pada pemanfaatan teknologi. Fokus dan penggunaan teknologi di industri keuangan syariah pun serupa dengan bank konvensional, dengan mengandalkan layanan perbankan 24/7, branchless banking dan delivery channels. Di daerah pedesaan inovasi teknologi pun bisa untuk menjangkau keuangan mikro atau sebagai alat untuk membantu bisnis usaha kecil dan menengah. Banyak perbankan kini mulai mengarah ke branchless banking untuk menjangkau masyarakat di daerah.
Di sisi lain, layanan teknologi yang menjadi andalan perbankan adalah online banking. Sebagaimana dilansir dari Islamic Finance News, Senin (29/9), ekspansi perbankan syariah melalui office channeling (unit layanan syariah) di kantor cabang konvensional membuat online banking menjadi standar pelayanan. Online banking pun menjadi suatu nilai tambah bagi produk bank syariah. Dalam survei mengenai nasabah bank syariah di Uni Emirat Arab tahun lalu terungkap bahwa sekitar 60 persen nasabah memilih bank syariah karena prinsip kesyariahannya, sementara ekspatriat Barat memilih bank karena kualitas layanan dan online banking.
Survei Accenture memaparkan penggunaan mobile banking oleh nasabah pada 2013 telah meningkat menjadi 27 persen. Meningkat pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu 21 persen pada 2012 dan 10 persen pada 2011. Menurut penyedia sistem jaringan CISCO Systems, traffic mobile data global akan tumbuh tiga kali lebih cepat dibanding traffic IP antara tahun 2013 sampai 2018. CISCO memperkirakan jumlah angka traffic terus meningkat dari 3 persen pada 2013 menjadi 12 persen pada 2018.
Mayoritas pertumbuhan traffic mobile data terjadi di Timur Tengah dan Afrika, diikuti oleh Asia Pasifik di peringkat ke dua. Traffic di Timur Tengah dan Afrika diperkirakan tumbuh rata-rata 38 persen per tahun, lebih pesat dari rata-rata global yang sebesar 18 persen. Pada 2013 penetrasi web mobile di kawasan tersebut pun adalah yang tertinggi, yaitu 92,7 persen, dan di tahun ini diperkirakan mencapai 94 persen. Sementara, kawasan Asia Pasifik mencatat penetrasi web mobile sebesar 83,9 persen tahun lalu, dan diperkirakan meningkat menjadi 87,4 persen tahun ini.
Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah bank ritel syariah telah meningkatkan sistem core banking. Bank Muamalat telah menghabiskan 10 juta dolar untuk upgrade core banking yang dimilikinya. Kini pionir bank syariah di tanah air tersebut pun sedang gencar meningkatkan jaringan. Di saluran distribusi jumlah ATM Bank Muamalat yang sebelumnya berjumlah 22 unit menjadi 1800 unit tahun ini. Sampai dengan akhir 2013 total transaksi e-channel mencapai 22.717.821 transaksi, atau tumbuh 64,15 persen dari tahun 2012 yang berjumlah 13.839.769 transaksi.
Kendati online banking menjadi layanan yang memberikan nilai tambah bagi perbankan, kehadiran kantor cabang tetap punya peran penting bagi industri perbankan. Survei Accenture mengungkapkan hampir 60 persen produk perbankan terjual melalui kantor cabang, dan nasabah pun lebih memilih untuk dapat bertemu langsung dengan pihak bank bila terkait penempatan dana yang cukup besar atau prosedur perbankan yang cukup rumit.
Namun perbedaan antara preferensi nasabah yang memilih antara kehadiran kantor cabang dan platform online sangat tipis, yaitu masing-masing 41 persen dan 35 persen. Kendati demikian, menurut Head of E-Channels Alizz Islamic Bank, Zadiq Allawati, teknologi tak terlepas dari industri perbankan. “Baik itu perbankan syariah atau bank konvensional, orang-orang ingin aplikasi teknologi terdepan ketika berbank,” ujar Zadiq.
Temuan lainnya yang menarik dari survei Accenture adalah hanya 22 persen responden berusia 18-24 tahun yang beralih ke online atau mobile banking, sedangkan responden berusia 25-34 persen paling berminat untuk beralih ke online banking dengan jumlah 33 persen. Jika industri keuangan syariah bisa menemukan celah dalam memanfaatkan platform digital demi menggaet nasabah yang sudah akrab dengan teknologi sembari mempertahankan elemen manusiawi di dalamnya, maka hal tersebut akan menjadi formula unggul bagi industri keuangan syariah global.

