Keberhasilan Facebook merajai media sosial bukan karena pendirinya pemrogram hebat, bahkan sebenarnya Mark lulusan Fakultas Psikologi di Harvard.

Kebanyakan orang menggap keberhasilan Facebook di dunia revolusi digital, karena Mark adalah pemrogram berbakat. Padahal bukan, David memaparkan data bahwa pada awal 2000-an Mark bukanlah salah satu pemrogram top dunia, bahkan di Amerika Serikat (AS) sekalipun. Facebook yang awalnya bernama TheFacebook juga bukan situs pertemanan paling digemari saat itu. Sebelumnya sudah ada MySpace dan Friendster, Google juga memiliki Geocities, dan aneka situs serupa yang menawarkan fitur memiliki laman profil pribadi dan berbagi konten kepada penggunanya.
Dari data laman Mark di situs TopCoder yang bisa diakses hingga kini pun, Mark tidaklah memiliki ranking bagus pada 2002. Malah, sejatinya Mark bukan lulusan fakultas komputer, alih-alih dia lulusan fakultas Psikologi.
Justen Robertson, seorang pemrogram paruh lepas mengomentari postingan David. “Aplikasi yang dibuat Zuckerberg tidaklah unik, dan dibuat dengan baik dan tidak brilian pada masanya”, kata Justen. Aplikasi awal Facebook terlihat lebih menekankan pengalaman pengguna (user experience/ UX), bukan kehebatan algoritma pemrograman, tambah Justen. Namun, ini tetaplah anggapan individu, Justen menyarankan untuk menyerahkan kepada sejarawan teknologi informasi (TI) untuk menulis sejarah yang tepat tentang Facebook dan Mark.
Jika Mark bukan pemrogram hebat, apa yang mendorong keberhasilan Facebook? Dari Business Insider, kolumnis teknologi Henry Blodget menempatkan faktor unik di nomor satu dari 13 faktor keberhasilan Facebook, bergerak cepat.
[su_pullquote]”Anda tidak harus menjadi pemrogram berbakat untuk berhasil, Anda hanya butuh keberuntungan”[/su_pullquote]Mark Zuckerberg membangun versi pertama Facebook di saat senggangnya selama tinggal di asrama di Harvard. Dia tidak membuat rencana bisnis, awalnya dia tidak meminta nasihat kepada orang lain, tidak melakukan riset pasar sebelumnya, membuat paten, dan tidak mengadakan diskusi kelompok layaknya pengusaha rintisan (startup) lain lakukan. “Dia hanya membangun produknya dengan cepat dan meluncurkannya”, kata Henry
Indrius Kairys, peserta diskusi lain di Quora menyimpulkan, “Kesuksesan Mark lebih karena waktu yang tepat dan keberuntungan. Banyak situs serupa Facebook di masa awalnya dan karena sesuatu hal Facebook menjadi lebih populer. Sesuatu hal tersebut yang sulit untuk dijelaskan”. Pemrogram lepas dari Spanyol ini menambahkan, “Saya menyangka ini hal yang sama dengan kesuksesan Kristen menjadi agama dengan penganut terbanyak di dunia, mengalahkan agama lain sejak 2000 tahun lalu”.
Dari diskusi dengan tayangan lebih dari 224 ribu sejak 27 Desember 2014 ini, banyak komentar menyatakan, waktu yang tepat dan keberuntungan adalah faktor pendorong keberhasilan Facebook yang utama, seperti dikatakan Indrius di atas.
David memberikan contoh pemrogram berbakat dunia yang tidak seberhasil Mark, seperti Paul Allen, rekan Bill Gates ketika membangun sistem operasi Microsoft di era 1970-an. “Paul Allen ibarat mesin pemrogram, ia menulis kode pemuat dasar Microsoft (Microsoft Basic Loader) untuk komputer Altair sebagai pengisi waktu di perjalanan dengan pesawat. Dan saat itu belum ada laptop, ia menulis kodenya dengan pensil di atas kertas. Itu baru pemrogram hebat”, kata David.[su_pullquote align=”right”]”Banyak situs serupa Facebook, karena sesuatu hal Facebook lebih populer. Sesuatu hal yang sulit untuk dijelaskan”[/su_pullquote]
Nah, bagaimana agar sukses di dunia digital seperti Mark? Tidak ada metode yang valid. David yang postingannya mendapat 23 komentar hingga 30 Desember 2014 ini menyarankan sesiapa untuk bekerja dan belajar saja yang serius di bidangnya. Layaknya banyak usaha rintisan masa kini (startup), penentu keberhasilan sangatlah sulit untuk dipukul rata. “Anda tidak harus menjadi pemrogram berbakat untuk berhasil, Anda hanya butuh keberuntungan“, kata David.

