Hari Hak Asasi Manusia sedunia yang jatuh hari ini digemparkan oleh laporan Senat Amerika Serikat (AS) tentang kekejaman CIA atas tahanan-tahanannya.

Laporan tersebut ditulis oleh Senat AS setelah melakukan riset selama empat tahun dengan dana investigasi mencapai USD 40 Juta. Senat menyimpulkan, CIA berulangkali berbohong tentang teknik brutal yang digunakan terhadap tahanannya dalam beberapa tahun setelah 9/11. Sayangnya menurut Senat, kebrutalan CIA itu dianggap tidak efektif dan hanya membuang-buang dana.
Ketua Komite Intelijen Senat AS, Dianne Feinstein, menyatakan program penyiksaan oleh CIA ini sebagai “noda pada nilai-nilai kita dan sejarah kita”. Karena, tambah Dianne sebagaimana dilansir dari The Guardian, “Jauh lebih brutal daripada yang sering dikatakan kepada publik untuk memercayainya “.
Laporan tersebut mengungkapkan beberapa kekejaman CIA di penjara rahasianya di seluruh dunia bahkan lebih ekstrim daripada rezim teroris yang diperangi. Metode penyiksaannya, termasuk “rehidrasi rektal” dan “makan dubur”, membuat tahanan kurang tidur selama seminggu dan ancaman terhadap keluarga tahanan. Makan dubur adalah memakasa tahanan untuk makan kacang dan makanan keras lainnya lewat dubur, bukan lewat mulut.
Setidaknya satu tahanan tewas akibat hipotermia setelah disekap dalam ruangan beton dingin selama berjam-jam. Setidaknya 17 tahanan disiksa tanpa persetujuan dari kantor pusat CIA, dan setidaknya 26 dari sekitar 119 tahanan CIA, Komite Intelijen Senat menemukan penyimpangan penyiksaan.
Metode lain, setengah menenggelamkan tahanan dalam kolam air dingin dan diancam dengan bor di kepalanya selama berjam-jam. Lain lagi, tahanan dipaksa berdiri berjam-jam setelah kakinya dilukai. Berdiri dalam ruangan gelap, tidur hanya boleh selama 180 jam untuk seminggu, terkadang harus sambil berdiri.
Psikolog James Mitchell dan Bruce Jessen dinilai berperan penting dalam penggunaan metode penyiksaan di CIA sejak 2002. Di laporan itu disebutkan, baik Mitchell dan Jessen dibayar lebih dari USD 180 Juta untuk merancang metode penyiksaan itu.
Menanggapi laporan tersebut, Presiden Barack Obama mengatakan AS memang berhutang banyak kepada CIA tapi penyiksaan kejam oleh CIA ini “bertentangan dengan nilai-nilai kita”.
“Metode yang keras ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa. Teknik ini membuat kerusakan yang signifikan pada posisi Amerika di dunia dan membuat kita lebih sulit untuk mengejar kepentingan kita dengan sekutu dan mitra. Itu sebabnya saya akan terus menggunakan otoritas saya sebagai presiden untuk memastikan bahwa kita tidak lengah dengan metode-metode seperti ini,” kata Obama.
Laporan senat ini berpengaruh kepada iklim politik negeri Paman Sam, karena seolah-olah dikeluarkan oleh rezin Partai Demokrat. Lawannya, Partai Republik segera menangkal laporan tersebut dengan membuat sekitar 100 halaman sanggahan.
Tak mengherankan, karena, laporan Senat tersebut dibuat kebanyakan atas kejadian selama masa kepemimpinan George W. Bush. Saat itu, AS dengan keras menyatakan perang terhadap terorisme. Selain melancarkan aneka agresi militer ke negara-negara Islam, juga menangkapi orang-orang yang dituduh teroris dari seluruh dunia, yang kebanyakan orang Islam. Para loyalis George W Bush bahkan membangun sebuah situs web khusus untuk menyangga laporan kekejaman CIA tersebut.

