Peneliti Malaysia ramaikan konferensi ekonomi syariah Indonesia. Inilah kolaborasi pengembangan keilmuan ekonomi syariah dari Sentul, Bogor.
Pada 2009, Amanah Raya Berhad melaporkan ada RM31 juta lahan yang tidak bertuan di Malaysia. Pada 2011, ditemukan sekitar RM42 juta lahan dibekukan, yang sebagian besar lahannya dimiliki orang Muslim. Nilai lahan milik orang Malaysia yang tidak diklaim mencapai sekitar RM66 juta. Masalah ini muncul terkait sistem pewarisan di antara Muslim Malaysia. Meskipun Malaysia dengan dengan penduduk mayoritas Muslim, tidak semuanya memiliki kesadaran membuat wasiat ketika meninggal. Baca juga: Sengketa Harta Waris, Apa Solusi Islam?
Inilah yang menjadi perhatian Peneliti Wan Nadiah binti Wan Mohd Nasir dan Nurul Afifah binti Hasan dari Pusat Pengajian Ekonomi, Fakulti Pengajian Ekonomi dan Pengurusan, Universiti Kebangsaan Malaysia untuk membuat paper bertema: “The Role of Islamic Will in Solving Unclaimed Inheritance Among Muslims in Malaysia”.
Paper tersebut menjadi salah satu yang dipresentasikan di The 2nd Islamic Finance and Business Journal (IFBJ) Best Paper Seminar yang diadakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (LPPM STEI) Tazkia, Bogor.
Datang bersama Wan Nadiah dan Nurul Afifah adalah 55 peserta seminar dari UKM. Sebagian dari antaranya, yaitu 16 adalah presenter dari total 25 presenter. Mereka adalah yang mendapat kesempatan mempresentasikan papernya pada konferensi ini. Sisanya adalah observer.
Sekitar 200 orang mengikuti konferensi ekonomi syariah internasional bertajuk, “The Contribution of Islamic Economics and Finance towards Impeccable Economic Order”. Konferensi diadakan untuk menumbuhkan gairah penelitian ekonomi syariah, tidak hanya di Indonesia, juga Nusantara yang berarti termasuk Malaysia.
Tak heran, jika banyak papers yang masuk berasal dari para peneliti negara tetangga ini. Topiknya pun tentang permasalahan yang terjadi di Malaysia. Dari 33 papers yang lolos uji, banyak topik tentang Malaysia, seperti mengenai risiko perbankan syariah Malaysia, naiknya harga rumah di Malaysia dikaitkan dengan Maqasid Syariah, dan sebagainya.
Muhammad Hakimi bin Mohd Shafiai, PhD, Kepala Pusat Pengajian Ekonomi, Fakulti Pengajian Ekonomi dan Pengurusan, Universiti Kebangsaan Malaysia menilai, sudah sepantasnya negara serumpun ini berkolaborasi dalam banyak aspek, khususnya ekonomi syariah. Hakimi yang bicara pada Gala Dinner konferensi ini mengisahkan, bagaimana orang di luar Indonesia dan Malaysia kerap menganggap Malaysia dan Indonesia adalah sama. Ia mengaku pernah ditanya orang Jepang, mengenai rencana destinasi pelancongannya ke luar negeri dalam waktu dekat. Ketika menjawab “Indonesia” , si orang Jepang malah minta jawaban lain, karena bagi si Jepang, Malaysia dan Indonesia sama.
Semangat kolaborasi dua negara ini jugalah yang membuat lembaga yang dimpimpin Hakimi akan mengadakan konferensi konferensi ekonomi syariah tematis akhir tahun ini di Malaysia, bersama LPPM STEI Tazkia IRTI IDB, dan beberapa pihak lainnya.
Sejalan dengan Program Literasi Keuangan OJK
Di tingkat lokal, konferensi semacam ini mendapat apresiasi dari pemerintah, melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mewakili Ketua Dewa Komisioner OJK, Dr. Muliaman D. Hadad, Deputi Komisioner OJK bidang Industri Keuangan non Bank (IKNB), Muchlasin menyampaikan apresiasi dan dukungan OJK atas konferensi-konferensi di bidang ekonomi syariah.
Kegiatan IFBJ kedua ini adalah kelanjutan dari IFBJ pertama, 2013. Keberlanjutan ini menunjukkan komitmen yang kuat STEI Tazkia kepada pengembangan keilmuan ekonomi syariah di Indonesia. Selain itu, hal ini dinilai sejalan dengan program, OJK saat ini, literasi keuangan, khususnya literasi keuangan di pasar ritel. Mealui forum inilah wasilah untuk bekerjasama antara regulator, akademisi, dan praktisi.
Kualitas Meningkat
Kepala LPPM STEI Tazkia, Dr. Yunizar D. Sanrego menilai terjadi peningkatan kualitas baik dari sisi teknis penulisan paper, peserta, maupun topik paper yang masuk ke panitia. “Banyak topik yang update, menarik, misalnya soal wasiat di Malaysia itu, how to mitigate unclean inheritance. In terms of jumlah paper yang masuk memang menurun, dulu kami terima 100 sekarang 55, tetapi in terms of quality, yang sekarang lebih bagus”, kata Yunizar.
Ia menambahkan, apalagi dari paeper yang masuk itu, 15 paper berasal dari program Pascasarjana UKM. “Hal ini menjadi Itu menjadi poin penting bagi program Pascasarjana kami . Sudah begitu, ternyata para peserta dari UKM itu cukup puas. Pembimbingnya (Hakimi—red) terlihat puas, mengetahui paper-paper yang dibimbingnya berhasil masuk ke final dan mendapat masukkan dari pakar di sini”, kata Yunizar menambahkan.
Sementara itu, Ketua Panitia M. Nashr Akbar dari LPPM STEI Tazkia menambahkan, selain diminati oleh peneliti Malaysia, nilai tambah IFBJ lainnya adalah metode presentasi yang tidak kejar tayang. “Saya sering ikut konferensi, belum pernah melihat yang seperti kami, diskusinya berjalan hebat”, kata Nashr. Baca juga: Ayo Gairahkan Penelitian Ekonomi Syariah
Ia menjelaskan, jika pada konferensi ekonomi syariah umumnya, setiap presenter seperti dikejar tayang dengan hanya boleh 10 menit mempresetasikan karyanya, yang berimplikasi pada sedikitnya respon, sehingga misalnya hanya mendapat satu pertanyaan. Sedangkan di konferensi ekonomi syariah ini, peserta mendapat waktu lebih banyak untuk mempresentasikan papernya, termasuk mendapat masukan dari penilai, presenter lainnya, dan observer.
12 Paper Masuk Jurnal
Dari 55 paper yang masuk, Best Papers adalah:
- Pendeteksian Volatilitas Expected Rate Of Returndari Instrumen Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia melalui Pemodelan GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) oleh Dr. Nurul Huda, SE, MM, M.Sia, (YARSI University, Jakarta, Indonesia) dan Amrin Barata, SST (Badan Pusat Statistik RI, Jakarta, Indonesia)
- Evaluating Financial Fragility of Islamic Banks in Malaysia oleh Ummul Khairiah Binti Md Shahid (School of Economy, Faculty of Economy and Management, National University of Malaysia,43600 UKM Bangi, Malaysia)
- The Concept of Sustainable Development Environment Based On Islamic Perspective oleh Hainnur Aqma binti Rahim & Muhammad Hakimi bin Shafiai (Pusat Pengajian Ekonomi, Fakulti Pengajian Ekonomi dan Pengurusan, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 Bangi, Selangor)
Tiga paper di atas, langsung berhak masuk dalam jurnal ekonomi syariah yang dibuat oleh STEI tazkia. Plus, paper lainnya dari IFBJ kedua ini hingga total 12 paper masuk. Untuk dapat masuk ke dalam jurnal, para penulis paper harus memperbaiki dulu karyanya sesuai dengan komentar dari penilai dan diskusi yang berkembang saat papernya dipresentasikan di IFBJ ini. Juga, harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris semua.
Menurut Nashr Akbar, sebagain paper yang masuk memang terlihat masih dalam tataran konsep, namun ini akan berguna untuk memicu penelitian terkait topik-topik di dalam paper tersebut.