kta syariah
Ida Suzanna, Konsumen Kartu Kredit dari Surabaya. Foto: Hardniah Sistriani

Konsumen: “KTA Syariah Harusnya Beda”

[sc name="adsensepostbottom"]

Masih belum paham beda syariah dan konvensional, konsumen ambil simpel saja, berharap KTA Syariah berbeda dari konvensional, misalnya lebih memudahkan.

kta syariah
Hartatik, Konsumen Kartu Kredit dari Surabaya. Foto: Hardniah Sistriani

Bagi Ida Suzanna, kartu kredit sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Dalam kondisi tertentu, misalnya untuk kebutuhan belanja bulanan, kartu kredit sangat membantu sebagai alat pembayaran yang efektif.

“Paling tidak, gaji yang kita terima sempat masuk tabungan dulu,” kata wanita yang sehari-hari bekerja di perusahaan properti ini.

Beberapa ‘uang plastik’ dia miliki, seperti Danamon, BCA dan kartu cicilan ANZ. Untuk soal pembayaran, sejauh ini dia punya track record yang baik. Buktinya, tak satupun dia pernah menunggak pembayaran. Itu sebabnya meski sudah mengantongi sejumlah kartu pembayaran di atas, berbagai tawaran kartu kredit hingga Kredit Tanpa Agunan (KTA) masih sering dia terima. Salah satunya adalah dari KTA Mandiri

“Sebetulnya saya tidak terlalu didesak kebutuhan. Tapi karena ingin tahu lebih jauh mengenai KTA, saya pernah menerima tawaran KTA Mandiri,” kata wanita kelahiran Surabaya, 7 Oktober 1964 ini.

Nilai nominal yang dia ajukan sengaja tak terlalu besar. Pertimbangannya ya itu tadi dia sendiri sesungguhnya tak terlalu didesak kebutuhan uang tunai dalam jumlah besar. “Sehingga saya mengambil KTA Rp 5 juta,” ungkapnya.

Apa yang menjadi pertimbangan utama memanfaatkan penawaran KTA? “Syaratnya  tidak  berbelit, yang pasti tidak pakai agunan. Dasarnya track record nasabah,” kata wanita yang tinggal di kawasan Gayungsari Surabaya ini. Untuk persyaratan, dia hanya diminta menyerahkan fotocopy KTP.

Selain itu imbuh dia, bunga KTA juga tak sebesar Kartu Kredit. Jika kartu kredit kisaran 3-35 persen maka bunga KTA tidak lebih dari 1,5 persen.

Karena selama ini dia tidak pernah punya catatan ‘mengecewakan’ di perbankan, maka Ida tidak terlalu lama menunggu pencairan KTA dari Bank Mandiri.

“Saya hanya menunggu seminggu, setelah itu diberi tahu oleh pihak bank bahwa KTA saya cair. Uangnya langsung ditransfer ke rekening, karena saya punya rekening Mandiri,” kata Ida yang menyatakan dia mengambil tenor dua tahun.

Untuk peruntukannya sendiri, Ida mengaku untuk kebutuhan konsumtif. “Sejak awal saya tidak punya planning yang mendesak. Jadi ya uangnya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Jika bank syariah memiliki produk KTA, tertarikkah Anda untuk mengambilnya? Ida mengaku tak begitu paham beda antara syariah dan konvensional. “Saya dengar bank syariah dan konvensional tidak ada bedanya, apa KTA nanti juga tidak sama saja.” kata dia balik bertanya.

Untuk saat ini, dia mengaku tak terlalu didesak oleh kebutuhan dana ekstra. “Jadi sementara ini saya tak butuh KTA baik dari konvensional maupun syariah. Lagi pula saya sendiri tidak begitu paham KTA syariah seperti apa. Mestinya, karena memakai label syariah, tentunya beda dengan bank biasa, terutama bunganya,” kata Ida.

Lain lagi dengan pengalaman Hartatik , 54 . Wanita yang sehari-hari bekerja di koperasi swasta Surabaya ini mengaku punya pengalaman pahit saat menikmati KTA. “Sebetulnya saya tidak punya kebutuhan mendesak. Tapi waktu itu di kantor ada penawaran KTA. Teman-teman sekantor banyak yang mengambil penawaran itu, saya sendiri ikut-ikutan saja,” ungkapnya.

Dia menceritakan biasanya KTA hanya mengabulkan 50 persen dari nilai nominal yang diajukan nasabah. Begitu pula dirinya. Ibu dua anak ini mengaku mengajukan pinjaman Rp 50 juta, tapi ternyata nilai yang dikabulkan Rp 25 juta.

Senada dengan Ida Suzanna, menurut wanita yang akrab dipanggil Tatik ini meminjam uang lewat KTA reguler karena didasari pertimbangan prosesnya mudah. “Tidak berbelit. Dasar pertimbangan bank salah satunya track record kita di kartu kredit. Kalau pembayarannya selama ini lancar, tidak pernah nunggak, peluang untuk mendapatkan KTA juga besar. Saya sendiri karena tidak punya  catatan jelek, ya mulus-mulus saja. Pengajuan KTA saya tidak mengalami kesulitan. Proses waktunya cepat,” papar wanita yang mengambil KTA Permata ini berkisah.

Soal bunga? Menurut Tatik sebetulnya tidak terlalu memberatkan yakni kisaran 1,5 persen. “Tapi soal dendanya itu lho, mahal banget. Saya pernah kena denda, karena terlambat,  padahal baru hitungan hari. Waktu itu dendanya Rp 250 ribu,” ujar wanita yang tinggal di kawasan Perumahan Makarya Sidoarjo ini.

Setelah mendapat pengalaman ‘pahit’ itu, dia lebih berhati-hati.  “Jujur saja, denda itu bikin saya kapok. Saya jadi males ambil fasilitas pinjaman seperti KTA,” ujarnya kesal.

Terkait pendapatnya soal KTA Syariah, dia pesimis apakah ada bedanya dengan KTA dari bank konvensional. “Karena bank syariah saja tidak ada bedanya dengan bank umum. Apa nanti KTA syariah bisa berbeda? Di mana bedanya, seperti apa,” tanyanya.

Bila memang fasilitas yang ditawarkan menarik, khususnya menyangkut bunga tidak membebani nasabah, dia tertarik untuk mencoba. “Sebetulnya fasilitas seperti KTA itu sangat membantu lho. Terutama saat kita butuh uang tunai dalam jumlah besar, sementara kita tak punya agunan. Tapi ya gitu, dendanya kalau bisa jangan besar,” katanya mengusulkan.

MySharing akan menyoroti secara khusus mengenai Kredit Tanpa Agunan Bank Syariah hingga 30 Oktober 2014. Artikel berseri ini akan bercerita beberapa aspek terkait wacana kredit tanpa agunan bank syariah ini. yaitu:

  1. Pinjaman Tanpa Agunan di Bank Syariah. Berita tentang KTA Syariahkta syariah
  2. Pembiayaan Multiguna di Bank Syariah. Feature tentang Pembiayaan Multiguna Bank Syariah dan bagaimana mendapatkannya
  3. KTA Syariah Boleh, Asal Amanah. Opini dan analisa fikih dari pakar ekonomi syariah.
  4. Wawancara dengan perencana keuangan syariah  (coming soon)
  5. Komentar masyarakat/ nasabah

[su_note note_color=”#CC0000″ text_color=”#ffffff” radius=”5″ class=”.blockquote”]Tertarik dengan KTA Syariah? Ingin memahaminya lebih dalam? Atau ingin mendapatkan penawarannya jika produk ini pada akhirnya ada juga di bank syariah. Atau, Anda ingin tahu lebih banyak tentang produk pembiayaan syariah? Insyallah kami akan membuat artikel-artikelnya, dan Anda dapat menerima informasinya via email.[/su_note]

[su_button url=”http://mysharing.co/survei-persepsi-konsumen-kta-syariah-email/” target=”blank” background=”#000000″ radius=”round”]Beritahu Saya [/su_button]

Kami juga mengundang Anda untuk mengikuti Survey Persepsi Konsumen tentang KTA Syariah yang kami adakan. Selain akan digunakan sebagai masukan kepada perbankan syariah dan stakeholders ekonomi syariah, juga sebagai user generated content di situs ini. Hasil survey akan dipublikasikan pada 15 Oktober 2014.

[su_button url=”http://mysharing.co/survei-persepsi-konsumen-kta-syariah-email/” target=”blank” background=”#000000″ radius=”round”]Ikuti Surveinya [/su_button]