Masyarakat berpenghasilan rendah juga membutuhkan perlindungan asuransi. Asuransi mikro syariah bisa menjawab kebutuhan tersebut. Foto: Ibrahim Aji
Masyarakat berpenghasilan rendah juga membutuhkan perlindungan asuransi. Asuransi mikro syariah bisa menjawab kebutuhan tersebut. Foto: Ibrahim Aji

Koperasi Syariah Sebaiknya Tunda Pinjaman saat Ramadhan

[sc name="adsensepostbottom"]

Khawatir lebih banyak digunakan untuk konsumsi oleh nasabah mikro, Koperasi Syariah BAIK di Bogor tidak mengucurkan pinjaman saat ramadhan. Sebelumnya, pengajuan pinjaman pun diperketat.

koperasi baik
Perempuan miskin di area rural Bogor saat pembinaan keuangan oleh petugas lapangan Koperasi BAIK. Foto: Ibrahim Aji

Sulit dipungkiri, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih besar didorong oleh konsumsi. Terjadi di tiap lapis masyarakat, baik kelas atas, menengah maupun bawah. Apalagi saat Ramadhan, biasanya tren konsumsi meningkat. Tidak hanya pada barang kebutuhan pokok, bahkan sekunder dan tersier seperti perabot rumah tangga dan alat komunikasi. Keluarga harus pintar-pintar mengelola antara kebutuhan dan keinginan.

Hentikan Pinjaman Saat Ramadhan
Hal ini menjadi pehatian lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) atau Koperasi Syariah Baytul Ikhtiar (BAIK) yang beroperasi di Jawa Barat. Didirikan dengan visi untuk memberdayakan perempuan miskin dan keluarganya pelayanan jasa keuangan mikro berbasis syariah dan pendidikan berkelanjutan, koperasi BAIK justeru menghentikan kucuran pinjaman pada bulan Ramadhan. Pasalnya, “Dari awal berdiri, begitu. Mengapa? yang dikhawatirkan apa yang disalurkan malah jatuh kebanyakan ke porsi konsumtif. Maka memang sebaiknya koperasi syariah itu tidak memberikan pinjaman saat Ramadhan ”, kata Yachya Supriadi, Kepala Humas Koperasi BAIK kepada MySharing. Justeru pengajuannya adalah saat ini, sebelum Ramadhan tiba. Itu pun seperti biasa, petugas lapangan koperasi ini akan menanyakan dulu rencana penggunaannya untuk apa saja.

Dengan konsisten mengambil kebijakan ini sejak berdiri pada 2008, koperasi BAIK bukannya kehilangan anggota, justeru terus bertambah. Saat ini sudah melayani 29 ribu anggota tersebar di tujuh cabangnya di lima wilayah, yaitu Kota dan Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung Barat.
Sebulan sebelum Ramadhan tiba, petugas lapangan sudah mengingatkan kepada anggota mengenai kebijakan ini. Jadi, kalau mau mengajukan pinjaman untuk keperluan Ramadhan sebaiknya pada bulan Rajab atau Syawal. Menurut Yachya, kucuran pinjaman pada Rajab tahun ini diperkirakan menembus Rp 1,8 miliar dengan plafon rata-rata Rp.1,5 juta per anggota. Berarti hanya sekitar seribuan anggota yang mendapat pinjaman. Hal ini lumrah, karena jika anggota masih memiliki pinjaman berjalan, ia tidak bisa mengajukan lagi.

Pinjaman untuk Keperluan Produktif
Penarikan pinjaman pada Rajab ini juga memiliki tren membaik. Jika beberapa tahun sebelumnya penarikan tabungan anggota mencapai 80% dari saldo anggota tersebut, saat ini maksimal 70%. Itupun banyak yang justeru menarik tabungannya pada bulan Syawal. “Banyak yang menarik pinjaman pada Syawal. Karena setelah syawal mereka akan butuh modal usaha lagi”, kata Yachya menerangkan.

Menanyakan kepada anggota rencana penggunaan pinjaman, masuk ke dalam metode pendampingan yang dilakukan koperasi ini. Menurut Yachya, “Ini salah satu pendampingan literasi keuangan yang kami lakukan untuk keuangan rumah tangga anggota kami. Apa yang disebut dengan kebutuhan dan keinginan. Kalau lebaran jangan-jangan kebanyakan untuk keinginan, bukan kebutuhan. Terbukti dulu, waktu masih 80%, kebanyakan konsumtif dengan porsi 60% konsumtif 40% untuk usaha. Ketika dropping sudah tidak lagi di bulan Ramadhan, 40% konsumsi, 60% usaha”, kata Yachya.

Model waktu pengucuran pinjaman ini dilakukan untuk mengantisipasi sepinya usaha para anggota saat bulan syawal. Karenanya, mereka bisa mengambil pada Syawal. Sedangkan pengucuran pinjaman pada bulan Rajab, justeru untuk menyokong modal usaha anggota pada Ramadhan. Misalnya pengusaha mikro pembuat kue, ibu-ibu yang ingin berjualan takjil, dan sebagainua usaha mikro terkait Ramadhan. Dengan memperhatikan fenomena ini, Koperasi BAIK berharap, tabungan justeru meningkat, karena usaha mikro anggota dapat terus berjalan meski saat sepi di bulan Syawal. Pun untuk mendukung tingginya volume usaha mikro anggota saat Ramadhan.

Pelatihan untuk Anggota
Sesuai visinya untuk memberdayakan anggota dengan pendidikan berkelanjutan juga, Koperasi syariah ini baru-baru ini melaksanakan pelatihan literasi keuangan untuk 5000 anggotanya dan pelatihan Digit, yaitu keuangan usaha melalui ponsel untuk 2000 anggotanya. Untuk staf koperasi syariah ini sendiri, diberikan pelatihan di cabang Taman Sari, Kota Bogor, mengenai perkoperasian.

“Hal ini menjadi kewajiban koperasi sesuai UU Perkoperasian, untuk memberikan pelatihan kepada anggotanya, selain untuk menumbuhkan rasa lebih memiliki di kalangan anggota kepada koperasi ini”, kata Yachya.

Koperasi BAIK memiliki aset per Mei 2014 sebesar Rp 36 miliar dengan total pembiayaan Rp25 miliar dan pendanaan Rp17 miliar. Koperasi BAIK adalah salah satu LKMS di Indonesia yang menerapkan pola tanggung renteng ala Grameen Bank yang dimodifikasi dengan unsur-unsur ekonomi syariah. Berasal dari lingkungan Yayasan Peramu, Bogor, koperasi syariah ini diketuai Latief Effendy, dengan sekretaris Asep Zainal Umami, dan bendahara Titin Prasetyawati .