Wisata syariah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (kedua dari kanan), didampingi Ketua OJK, Muliaman D Hadad, Wakil Menparekraf, Sapta Nirwandar dan Asisten Sekjen OKI, Hameed A Opeloyeru

Legitnya Pasar Wisata Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Sektor pariwisata terbukti menjadi andalan bagi setiap negara untuk mendongkrak perekonomian. Tak terkecuali negara berkembang maupun negara dengan sumber daya alam yang tak melimpah. Khusus di wisata syariah, semakin meningkatnya populasi muslim dunia serta jumlah muslim muda yang rata-rata berusia 25 tahun menjadi pasar potensial wisata syariah.

Wisata syariah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (kedua dari kanan), didampingi Ketua OJK, Muliaman D Hadad, Wakil Menparekraf, Sapta Nirwandar dan Asisten Sekjen OKI, Hameed A Opeloyeru

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan setidaknya ada 1,087 miliar orang telah melakukan perjalanan wisata dalam beberapa tahun terakhir. Artinya, setiap 1 dari 7 orang di dunia melakukan perjalanan, dengan menyumbang pendapatan devisa 1,3 triliun dolar AS atau tumbuh 10,5 persen. “Sektor wisata membuka satu dari 11 lapangan kerja baru, karena itu wisata menjadi bagian strategi nasional dan agenda dalam forum internasional karena wisata punya dampak langsung pada perekonomian,” papar Mari dalam 1st Organization Islamic Conference (OIC) International Forum on Islamic Tourism di Hotel Borobudur, Senin (2/6).

Sektor pariwisata di negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) pun semakin meningkat. Mari mengungkapkan sektor pariwisata internasionak negara-negara OKI tumbuh 5,5 persen pada 2007-2010 baik dari segi penerimaan pendapatan maupun jumlah kunjungan. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari pertumbuhan global yang hanya empat persen. Bahkan di Asia dan Indonesia angkanya tumbuh double digit.

Tahun lalu Indonesia mencatat kunjungan turis sebanyak 8,8 juta jiwa. Di kurun waktu Januari-April 2014 jumlah turis yang ke Indonesia sebanyak 2,8 juta jiwa. “Manfaat pariwisata melebihi dari sekedar manfaat ekonomi. Turisme itu meningkatkan hubungan orang termasuk perbedaan budaya dan agama dan harapannya bisa meningkatkan toleransi,” ujar Mari.

Bagaimana dengan potensi wisata syariah? Di dunia tercatat ada sekitar 1,6 miliar muslim, dimana pertumbuhannya dua kali lipat. Sebagian besar adalah kaum muda dengan usia di bawah 25 tahun. Pengeluaran wisatawan muslim yang lebih ke arah makanan halal, fashion dan rekreasi pun mencapai 1,62 triliun dolar pada 2012 dan diperkirakan mencapai 2,7 triliun dolar pada 2018. “Populasi muslim di dunia dengan pendapatan yang meningkat, dan besarnya kaum muda terus tumbuh. Potensinya lebih besar dari India dan Cina tapi masih mendapat sedikit perhatian kita,” aku Mari.

Standarisasi Wisata Syariah

Ia menambahkan dengan perekonomian negara-negara mayoritas Islam yang semakin meningkat membuat daya beli masyarakatnya pun turut terdongkrak, sehingga membuatnya menjadi pasar yang potensial. Setidaknya dari pengeluaran muslim sebanyak 1,6 triliun dolar, sekitar 1,1 triliun untuk makanan halal dan 225 miliar pada fashion dan aksesoris. Untuk menangkap potensi tersebut, pemerintah pun tengah menyiapkan standarisasi pada empat sektor fokus wisata syariah, yaitu hotel, restoran, agen perjalanan dan spa.

Pedoman bagi hotel syariah telah rampung di tahun ini. Sekarang, lanjut Mari, pihaknya tengah menyiapkan standarisasi bagi agen perjalanan, diantaranya mengenai paket-paket wisata syariah. Ia menuturkan wisata syariah bukanlah berarti menggantikan wisata yang lain tapi menjadi komplemen wisata yang ada, misal wisata belanja oleh-oleh halal dan fashion islam. “Wisata syariah bukan hanya datang ke wisata religi, it’s about business. Kalau ingin menangkap bisnis ini maka standar menjadi penting,” jelas Mari. Berbicara mengenai standarisasi pun tak hanya mengenai pedoman teknis industri, tetapi juga mengenai pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan pelatihan.