masyarakat ekonomi asean

Lembaga Keuangan Syariah Indonesia Belum Bisa Bersaing di MEA

OJK menilai industri perbankan syariah Indonesia belum siap untuk bersaing dengan bank syariah negara lain jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Apa sebab?

masyarakat ekonomi aseanDeputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulya E Siregar, menuturkan industri perbankan syariah belum dapat bersaing karena masih memiliki efisiensi yang tinggi. “BOPO (biaya operasional berbanding pendapatan operasional) perbankan syariah Indonesia masih tinggi dibanding negara ASEAN lainnya. BOPO bank di Indonesia sampai 75 persen, sementara bank di negara lain 60 persen,” ungkap Mulya, dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah X Tahun 2014, Selasa (16/12).

Selain itu, saat ini belum ada bank yang masuk persyaratan sebagai ASEAN qualified bank. Padahal, jika bank masuk dalam kategori ini dan berencana ekspansi ke negara-negara lain di Asia Tenggara, maka bank akan memperoleh perlakuan yang sama dengan bank domestik di negara tersebut.

Mulya memaparkan persyaratan untuk masuk sebagai ASEAN qualified bank diantaranya adalah memiliki regulasi yang memenuhi prinsip kehati-hatian, memenuhi aturan Basel III, bank dimiliki oleh warga negara di Asia Tenggara, dan punya tingkat kesehatan yang baik dengan peringkat I atau II. “Bank di Indonesia levelnya belum ke sana,” tukas Mulya.

Menurutnya, posisi industri jasa keuangan syariah Indonesia masih lemah dalam menghadapi MEA jika dilihat dari aspek rendahnya pemanfaatan teknologi yang mempersempit cakupan layanan efektif, rendahnya angka penetrasi internet, kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan siap pakai, variasi produk yang masih terbatas, kurangnya dukungan/insentif pemerintah, dan rendahnya koordinasi antar instansi pemerintah. Baca juga: Era Digital Perbankan Syariah

Industri jasa keuangan syariah dengan volume usaha dan kekuatan permodalan yang masih kecil memiliki keterbatasan untuk meningkatkan daya saing dalam bentuk investasi pada teknologi dan SDM terbaik, terlebih dalam kondisi persaingan ketat pada habitat dengan dominasi sistem keuangan konvensional yang sudah mapan. “Indonesia sesungguhnya masih perlu berbenah untuk mengantisipasi persaingan. Sebab, secara umum daya saing kita masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand, terlebih di sektor jasa keuangan dan terlebih lagi jasa keuangan syariah,” kata Mulya.

Total aset bank dari Indonesia lebih kecil dibanding bank dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Hanya lima bank asal Indonesia yang masuk dalam ‘Top 500 Banks’. “Secara garis besar Indonesia di kancah MEA tidak kompetitif dilihat dari sisi modal, kapitalisasi pasar dan asset dengan sumber dana yang terbatas dan rendahnya akses keuangan,” ujar Mulya.

Oleh karena itu, kini OJK terus mendorong perbankan untuk menambah modal atau melakukan perbaikan efisiensi beban operasional. “Kami telah meminta ke industri perbankan agar mempersiapkan diri menghadapi 2020 dengan menambah modal, memperbaiki infrastruktur, karena kalau tidak begitu ya akan susah,” pungkas Mulya. Baca juga: OJK Sempurnakan Dua Aturan Tentang Bank Syariah