Level keyakinan konsumen di kawasan Asia Tenggara memang meningkat, namun bukan berarti aktivitas konsumsi menggila. Masyarakat di kawasan ini tetap menyisihkan pendapatannya sebagai jaring pengaman masa depan.

Berdasar survei global yang dilakukan oleh Nielsen, setidaknya 77 persen konsumen di Vietnam tetap mengutamakan simpanan untuk masa depan, dan Indonesia (74 persen) menyisihkan pendapatannya untuk disimpan setelah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara, negara lainnya seperti Filipina sebanyak 67 persen, Thailand (67 persen), Singapura (66 persen) dan Malaysia (63 persen). Baca: Level Keyakinan Konsumen Asia Tenggara Meningkat
Namun selain menyisihkan pendapatan untuk tabungan dan investasi, konsumen di beberapa negara di Asia Tenggara juga mengalokasikan dananya untuk berlibur atau membeli pakaian. Masyarakat Singapura sebanyak 51 persen lebih memilih menggunakan sisa dananya untuk berlibur, diikuti oleh Malaysia 47 persen dan Indonesia 41 persen. Sedangkan, sekitar satu dari konsumen di Filipina (37 persen) lebih memilih membeli pakaian. Ini dilakukan pula oleh masyarakat Vietnam (35 persen), Thailand (31 persen) dan Singapura (31 persen).
“Masyarakat di Asia Tenggara lebih memprioritaskan simpanan daripada pengeluaran dan mentalitas ini mempengaruhi pola pengeluaran yang berhati-hati. Sebaliknya, sisa pendapatan yang meningkat juga mendorong mereka memakainya untuk berlibur atau membeli baju baru,” papar Bali. Baca Juga: Sesuaikan Porsi Investasi Sesuai Kebutuhan
Di sisi lain, meningkatnya inflasi membuat konsumen di Asia Tenggara ini juga mengubah pola pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Lima negara di Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Philippines, Malaysia dan Indonesia) masuk dalam 10 teratas negara yang masyarakatnya melakukan penghematan terhadap pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Pos pengeluaran yang diperketat diantaranya adalah membeli pakaian baru, rekreasi atau aktivitas hiburan di luar rumah, dan rekening telpon/listrik.
“Konsumen di Asia Tenggara sangat berhati-hati saat mengalokasikan pengeluaran. Walau pendapatannya meningkat, mereka tetap cermat dalam konsumsi. Ketika harga barang meningkat, mereka juga mencari cara untuk menghemat pengeluaran kebutuhan sehari-hari,” ungkap Bali.

