Makanan Halal Indonesia Berpeluang Tembus Pasar Jepang

[sc name="adsensepostbottom"]

Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) – Kementerian Perdagangan kini tengah mempersiapkan masuknya produk-produk makanan dan minuman halal Indonesia untuk masuk pasar Jepang.

People walk behind a stand of Halal foodHal tersebut disampaikan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag – Nus Nuzulia Ishak kemarin di Jakarta.

Penyiapan produk makanan halal Indonesia untuk ekspor ke Jepang tersebut, dikarenakan potensi pasar makanan halal di negara “Matahari Terbit” tersebut sangatlah besar. Indikasinya, menurut data yang dilansir Brand Research Institute, sekitar 350 ribu wisatawan muslim berkunjung ke Jepang pada tahun 2013 lalu. Dan menyongsong penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020, diperkirakan jumlah wisatawan muslim ke Jepang akan meningkat dua kali lipat.

“Produsen makanan dan minuman halal Indonesia tidak boleh mengabaikan kesempatan ini,” tutur Dirjen PEN – Nus Nuzulia Ishak.

Menurut Nus Nuzulia, saat ini, pasar produk makanan halal di Jepang yaitu produk meat and edible meat offal, of the poultry of heading 01.05 (fresh, chilled or frozen) dan produk fowl (Gallus domesticus) meat (prepared/preserved).

Kedua jenis produk ini memiliki pasar impor sebesar USD 3,36 miliar pada 2014. Nilai ekspor untuk produk meat and edible meat offal sebesar USD 1,42 miliar, sedangkan nilai ekspor untuk produk fowl (Gallus domesticus) meat adalah USD 1,94 miliar.

Hingga kini, ekspor Indonesia untuk kedua produk tersebut belum mampu menembus pasar impor Jepang. Untuk itulah Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag saat ini tengah menyiapkan diri untuk bisa menembus pasar makanan halal di Jepang tersebut. Dengan demikian, ekspor makanan Indonesia ke Jepang secara keseluruhan juga akan terus tumbuh.

Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan RI di Tokyo, saat ini, Jepang hanya mampu swasembada pangan sekitar 40% dari kebutuhan dalam negeri.

“Jepang sangat memerlukan lebih banyak impor produk makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri,” tegas Nus Nuzulia seraya mengingatkan, agar Indonesia bisa mengambil peluang tersebut dengan maksimal.