Bertempat di Chaopraya Park Hotel Bangkok , tanggal 28 Mei 2014 telah diselenggarakan Annual Muslim World Conference 2014. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Center for Muslim World Policies – Universitas Chulalongkorn yang diketuai oleh Prof. DR. Isra Santisart.

Hadir dalam pembukaan sekaligus memberikan keynote speech adalah Prof.DR. Virabongsa Ramangkura selaku Chairman Bank of Thailand. Ia menyampaikan bahwa menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015, masyarakat Thailand harus mempersiapkan diri dengan mulai membuka diri dalam berbagai hal termasuk dalam hal toleransi umat beragama, dengan mempelajari sosial, budaya dan bahasa ASEAN.
Dia mencontohkan bahwa misalkan jika terjadi konflik terhadap umat Islam di Thailand, maka hal itu akan menjadi konflik terhadap umat Islam di seluruh dunia termasuk umat Islam di kawasan ASEAN. Oleh karenanya, Virabongsa menyarankan agar pihak Universitas Chulalongkorn membuka program bahasa melayu sebagai pintu masuk dalam mempelajari aspek sosial budaya ASEAN.
Sesi pertama membicarakan topik “ Liberalisasi Perbankan Syariah di ASEAN” dengan menghadirkan pembicara dari Thailand DR. Kunchit Singsuwan selaku Acting CEO Islamic Bank of Thailand, dan Muhammad Shodiq selaku pakar ekonomi syariah dari Indonesia, dengan moderator Prof. DR. Manachaya selaku peneliti Center for Muslim World Policies dari Fakultas Ekonomi Universitas Chulalongkron.
DR. Kunchit menyampaikan bahwa Islamic Bank of Thailand telah menunjukkan kinerja yang positif setelah melewati beberapa permasalahan pembiayaan di tahun 2012. Namun dia menyampaikan bahwa Islamic Bank menghadapi berbagai tantangan antara lain bagaimana meningkatkan awareness masyarakat Thailand terhadap eksistensi, produk dan layanan IBank.
Muhammad Shodiq melanjutkan pembahasan dengan perbandingan Islamic Banking di beberapa Negara ASEAN antara lain Indonesia dan Malaysia sebagai dua kekuatan raksasa perbankan syariah di ASEAN. Meski perbankan syariah Indonesia saat ini baru mencapai market share sekitar 4.9 % dari total market share perbankan nasional dengan asset perbankan komersial syariah mencapai sekitar 20 miliar dollar AS, namun sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia Indonesia berpotensi menjadi salah satu raksasa keuangan syariah global.

Ernst & Young memprediksi asset perbankan syariah di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS di tahun 2018 dengan asumsi pertumbuhan rata-rata pertahun di kisaran angka 33 %. Dari sisi profitabilitas, perbankan syariah Indonesia masih lebih baik dari Malaysia. Rata-rata ROA (return on asset) di Indonesia mencapai 1.3 % di bandingkan Malaysia hanya di level angka 1 %, sedangkan rata-rata ROE (return on equity) di Indonesia mencapai 18 % sedangkan Malaysia hanya 12.5%. Muhammad Shodiq juga menambahkan bahwa Indonesia siap membuka diri untuk bekerjasama dengan pihak Universitas Chulalongkorn dan Islamic Bank of Thailand dalam hal penyiapan SDM perbankan syariah di Thailand.
Selain sesi perbankan dan keuangan syariah, dibahas juga perihal topik pendidikan, sosial dan budaya. Hadir juga dalam sesi ini antara lain Rektor Universitas Chulalongkorn Prof. Pirom Kamolratanakul, MD, tokoh muslim Thailand, Prof. Narong Vongsumitr, dan beberapa pembicara dari negara Islam beserta duta besar negara-negara muslim lainnya. (Sumber: Muhammad Shodiq)
