Foto: srilankamuslims.net

Menantangnya Industri Perbankan Syariah Sri Lanka

[sc name="adsensepostbottom"]

Hadirnya industri keuangan syariah di negara minoritas muslim tentu memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku industri keuangan syariah. Begitu pula halnya dengan yang dialami Sri Lanka.

Foto: srilankamuslims.net
Foto: srilankamuslims.net

Populasi muslim di Sri Lanka tercatat hanya sekitar delapan persen dan mereka pun tidak mengenal perbankan syariah hingga tahun 1997. Perjalanan awal berdirinya bank syariah pertama di negara yang berada di selatan Asia ini juga memiliki kesamaan dengan bank syariah di Indonesia: belum didukung dengan regulasi yang memadai.

Chief Executive Officer Amana Bank, Mohamed Azmeer, menuturkan melalui upaya tanpa kenal lelah akhirnya bank syariah pertama di Sri Lanka bisa berdiri pada 1997, yaitu Amana Bank. “Walau waktu itu kami belum punya layanan perbankan memadai dan didukung oleh UU perbankan syariah,” katanya, dalam Seminar Islamic Financial Services Board.

Ia mengisahkan saat itu pun regulator mempertanyakan konsep profit loss sharing yang ada di perbankan syariah dan belum dapat menerima simpanan dalam bentuk mudharabah. Setelah delapan tahun bekerja keras meyakinkan regulator, lanjut Azmeer, akhirnya pihaknya pun bisa membuat UU Perbankan bisa menerima simpanan mudharabah. Baca Juga: Dibalik Pembahasan RUU Perbankan Syariah, Begadang Hingga Nobar Piala Dunia

Azmeer mengakui tantangan terbesar industri perbankan syariah Sri Lanka ketika itu adalah menjelaskan terminologi syariah. Walau perbankan syariah punya dasar-dasar sama seperti perbankan lainnya, konsep syariah seperti profit sharing harus dijelaskan. “Kami harus menjelaskan ke regulator dengan bahasa yang mereka mengerti, misalnya saat berbicara soal musyarakah, regulator tanya kenapa bank ingin bermitra di suatu bisnis? Tapi Alhamdulillah seiring waktu, kami bisa menunjukkan proposisi bank syariah,” papar Azmeer.

Kendati menghadapi sejumlah tantangan di masa awal pendiriannya, lanjut Azmeer, kini industri perbankan syariah Sri Lanka sudah mulai berkembang. “Alhamdulillah walau populasi muslim hanya delapan persen sekarang sudah mulai ada perkembangan. Kami juga bisa menawarkan beberapa produk seperti mudhabarah dan produk hybrid,” ungkap Azmeer. Baca: Praktisi Perbankan Syariah Harus Pahami “Hybrid Contract”

Rangkaian produk Amana Bank sangat beragam dan ditujukan ke berbagai segmen pasar, seperti tabungan anak, tabungan wanita, tabungan untuk lansia, hingga ke pembiayaan perumahan, pendidikan dan tenaga surya. Amana Bank kini memiliki 24 kantor cabang.