Sebelum hancur lebur, bada maghrib di Kampung Pulo biasa diisi pengajian.

Kini, anak-anak, riang berlari ke sana-sini menelusuri setiap ruangan bak apartemen. Usia belia membuatnya tidak memahami kerumitan perkara yang sedang melanda. Mereka hanya menikmati bermain seharian penuh, selepas sekolah, di permukiman barunya itu.
Perlahan kebiasaan setelah waktu Maghrib, yakni mengaji Iqro atau Qur’an mulai terhenti karena kesibukan para pembimbing yang harus mengurusi perpindahan tempat tinggal atau menunggu kondisi sampai stabil. Alhasil, syahdu lantunan ayat dari mulut-mulut mungilnya tak terdengar lagi.
“Sebelumnya di Kampung Pulo setiap ba’da Maghrib suka ada pengajian oleh ustadz-ustadz di sana. Ya… anak-anak pada rajin belajar mengaji,” tutur Ibu Nurhayati, warga Kampung Pulo sebagaimana dilansir dari laman resmi Dompet Dhuafa, Kamis (3/9).
“Sekarang kan kondisinya masih sibuk pindahan jadi belum ada pengajian-pengajian, mungkin kedepannya akan ada lagi kaya biasa,” tambahnya.
Melihat kondisi demikian, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menggelar acara pengajian untuk anak-anak, beberapa hari yang lalu. Selain menghidupkan kembali kebiasaan di lokasi tersebut, acara ini juga guna memberikan kegiatan positif.
“Pengajian ini akan dilakukan secara berkala sampai enam bulan ke depan, selama proses relokasi, agar anak-anak tumbuh kembang lebih baik dan dapat melanjutkan kebiasaannya untuk mengaji,” ujar Lukman, koordinator layanan. Selain itu ia menjelaskan bahwa bukan hanya pengajian, tetapi ditambah games edukasi dan menggambar.

