Perlindungan asuransi masuk sebagai salah satu kebutuhan jangka panjang. Untuk menjangkau masyarakat menengah bawah pun telah muncul produk asuransi mikro syariah.
Untuk menjembatani kesenjangan proteksi jiwa di Indonesia, industri asuransi Indonesia telah meluncurkan produk asuransi mikro, baik konvensional maupun yang berprinsip syariah, sejak tahun lalu. Melalui produk asuransi mikro tersebut diharapkan dapat menjangkau perlindungan proteksi hingga ke masyarakat menengah bawah.
Untuk asuransi mikro syariah, produknya bernama Si BIJAK. Melalui produk tersebut, nasabah hanya membayar Rp 50 ribu untuk memperoleh perlindungan jiwa selama satu tahun. Sosialisasi dan edukasi mengenai produk Si BIJAK pun telah dilakukan bersama-sama oleh industri asuransi syariah yang tergabung dalam sebuah konsorsium.
Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Bidang Hubungan Kelembagaan, Media dan Literasi Erwin Noekman, mengatakan sosialisasi dan pemasaran asuransi mikro syariah dilakukan bersama-sama oleh seluruh pelaku industri asuransi syariah. “AASI sudah dua kali sosialisasi untuk produk mikro yang sudah disetujui OJK. Semua industri ikut, tanpa terkecuali,” kata Erwin, beberapa waktu lalu. Baca: Yuk, Kenali Asuransi Mikro Syariah Si Bijak!
Pada kesempatan terpisah, Presiden Direktur Prudential Indonesia Rinaldi Munahar, menuturkan sosialisasi mengenai produk asuransi syariah menjadi salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk menekankan pentingnya asuransi, termasuk asuransi syariah. “Tujuan kami adalah menjembatani gap (kesenjangan) antar masyarakat Indonesia terhadap proteksi yang kami punyai,” ujar Rinaldi.
Direktur Pemasaran dan Komunikasi Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo, menambahkan dalam melakukan sosialisasi mengenai asuransi syariah, Prudential juga bermitra dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). “Kami sudah bermitra dengan MES sejak tahun lalu dan melakukan roadshow di delapan kota. Di tahun ini akan lebih banyak lagi,” kata Nini. Baca: Ini Manfaat Asuransi Mikro Syariah Si Bijak!
Menurut Boston Consulting Group, pada 2020 ada 141 juta kelas menengah di Indonesia, namun saat ini kurang dari enam persen punya polis asuransi. Ia menambahkan dengan awareness masyarakat yang masih rendah, maka edukasi itu penting. “Bukan hanya agar kenal asuransi tapi juga pintar mengambil keputusan keuangan sehingga punya proteksi mandiri,” ujar Nini.