Minimnya Regulasi Jadi Hambatan Keuangan Syariah Afrika

[sc name="adsensepostbottom"]

Regulasi yang mendukung perkembangan keuangan syariah menjadi sangat penting bagi tumbuh kembangnya industri non ribawi tersebut.

syariahafrikaBaru-baru ini Standard & Poor’s Ratings Service mengeluarkan laporan bertajuk “Regulations and Fiscal Incentives Could Speed Islamic Finance Development in Africa”. Dalam laporan tersebut terungkap bahwa industri keuangan syariah dapat membantu Afrika memperkecil kesenjangan kebutuhan pembiayaan di sektor infrastruktur.

Kendati demikian, kerangka regulasi dan penyesuaian fiskal yang mendukung diperlukan untuk menciptakan pasar sukuk Afrika yang kondusif. Misalnya, dengan memberikan pilihan investasi yang luas bagi investor syariah potensial, sehingga mampu menarik sejumlah likuiditas ke berbagai negara di Afrika. Baca: Dorong Pasar Sukuk Korporasi, Regulasi Harus Ramah Syariah

Sampai sekarang, sukuk negara yang diterbitkan di Afrika baru sekitar 1 miliar dolar AS. Masih sangat kecil dibanding rata-rata total penerbitan sukuk global yang mencapai 100 miliar dolar AS per tahun dalam lima tahun terakhir. Kondisi defisit fiskal yang melebar dan kesenjangan dalam proyek infrastruktur pun menimbulkan kebutuhan pembiayaan senilai miliar dolar hingga satu dekade mendatang.

Peraturan terkait pajak juga sama pentingnya untuk mendorong penerbitan sukuk. “Kami menilai kesenjangan di peraturan merupakan penyebab utama tertundanya penerbitan sukuk,” kata Analis Kredit Standard & Poor’s Samira Mensah, dikutip dari Khaleej Times, Selasa (11/8). Baca: Pasar Sukuk 2015 Penuh Tantangan

Berdasar pengalaman dari Afrika Selatan dan Senegal yang telah menerbitkan sukuk, menunjukkan bahwa ada jeda waktu yang panjang antara pengumuman rencana penerbitan sukuk hingga realisasinya. Hal tersebut terjadi karena pemerintah mengukur minat pasar dan mencoba mengatasi masalah hukum dan biaya penerbitan sukuk.