adira syariah

Multifinance Syariah Perlu Didorong Insentif Pemerintah

Industri multifinance syariah di tanah air dalam setahun terakhir ini tampak stagnan perkembangannya. Regulasi yang ketat dan diberlakukan setara dengan multifinance konvensional, membuat industri syariah yang satu ini sulit untuk bisa berkembang dengan baik. Lalu apa solusi yang tepat guna membangkitkan industri ini?

adira syariahDirektur Keuangan Adira Finance – I Dewa Made Susila sangat mengharapkan dukungan pemerintah, agar industri multifinance syariah di tanah air bisa lebih berkembang pesat untuk ke depannya. Hal tersebut dikatakan Made saat ditemui MySharing di Jakarta.

“Intinya begini, kita kan sudah menawarkan produk syariah, selain yang konvensional. Kalau memang belum ada insentif, ya produk syariahnya bisa saja tidak tumbuh lebih cepat dari yang konvensional. Karena itu, kalau mau tumbuh lebih cepat, industrinya harus dikasih insentif,” demikian papar Made.
Made memang sangat berharap, pemerintah sebagai regulator nantinya bisa memberikan sedikit insentif pada industri mulifinance syariah ini.

“Insentif itu kan tidak hanya berupa regulasi, bisa juga insentif pajak atau lainnya. Insentif ini perlu guna mengembangkan industri multifinance syariah keseluruhan. Karena ini adalah industri yang masih muda, dan lawannya adalah industri tua. Jadi industri syariah ini harus lebih didukung, kalau mau tumbuh lebih cepat,” tegas Made.

Ketika ditanyakan kepadanya, optimisme pihak Adira Finance didalam mengembangkan bisnis multifinance syariah ini, Made berkata diplomatis. “Kita punya produk syariah, dan sudah kita tawarkan ke pasar. Kalau pasarnya daya serapnya rendah, ‘kan itulah kondisinya saat ini,” jelas Made.

Karena itu, Made memang sangat berharap, agar pemerintah bisa segera memberikan insentif agar industri multifinance syariah ini bisa semakin berkembang di tanah air, karena memang pasarnya ada di tanah air.

“Sekarang kita masih menunggu regulasi-regulasi untuk syariah ini. Karena nanti mungkin akan keluar lagi beberapa regulasi, seperti regulasi uang muka, dan lain-lain,” jelas Made.

Made lalu memaparkan kepada MySharing pertumbuhan kinerja Adira Finance divisi syariah setahun terakhir ini. Menurut Made, selama tahun 2014, pembiayaan Adira Finance divisi syariah bertumbuh dobel, alias meningkat dua kali lipat (100%). “Pembiayaan baru untuk syariah meningkat dari sekitar Rp. 700 milyar naik sampai ke angka Rp. 1,5 trilyun,” jelas Made.

Namun demikian, dari sisi aset untuk divisi syariah saat ini masih dalam posisi turun. “Aset divisi syariah kita di angka sekitar Rp. 3 trilyun. Sebelumnya masih di kisaran angka Rp. 4 trilyun,” lanjut Made.

Nah, dengan situasi saat ini, dimana pihaknya masih menunggu keluarnya insentif atau regulasi baru dari pemerintah yang bisa mengangkat industri multifinance syariah ini, menurut Made, pihaknya untuk tahun 2015 ini tidak menargetkan pertumbuhan pembiayaan yang terlalu besar.

“Tahun 2014 pembiayaan divisi syariah Rp. 1,5 trilyun. Nah, untuk tahun 2015 ini, target kami untuk pembiayaan baru adalah Rp. 1,5 sampai Rp. 2 trilyun. Itu kan target, tapi nanti kita lihat perkembangannya. Kita berharap pada semester kedua (2015) ini akan lebih baik, dengan adanya penurunan inflasi, lalu juga dampak dari penurunan harga minyak. Pertumbuhan pembiayaan ini dampaknya baru terasa di semester dua,” jelas Made menutup pembicaraan dengan MySharing.