Umat muslim makin sedikit
Ilustrasi: MySharing

Muslim Indonesia Terus Berkurang

[sc name="adsensepostbottom"]

Tahu Norwegia? Salah satu negara termakmur di dunia? Dulu mayoritas penduduknya adalah Muslim. Sekarang Muslim minoritas.

Umat muslim makin sedikit
Ilustrasi: MySharing

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Jubaidi sangat prihatin dengan lemahnya persatuan umat Muslim Indonesia, yang berdampak pada semakin berkuasanya non Muslim. Ia mengungkapkan, Umat Islam tidak mau dimarzinalkan seperti proses yang terjadi di Malaysia.Untung konstitusinya menyatakan bahwa agama resmi adalah Islam. Sementara konstitusi di Indonesia menyatakan semua agama boleh karena agama yang diakui ada enam.”Malaysia ada kekuatan konstitusi yang mengakui agama resmi adalah Islam, sedangkan agama diluar itu tidak diakui,” kata Muhyiddin kepada MySharing, Kamis (11/12).

Oleh sebab itu, lanjutnya, jangan sampai Indonesia menjadi  Norwegia kedua. Di negara itu, dulunya 60 persen adalah umat Muslim, tapi sekarang Muslim menjadi minoritas.”Sekarang Presiden Norwegia saja non-Muslim,” ujar Muhyiddin. Ia mengungkapkan, begitu juga yang terjadi di Singapura. Negara Singa yang dulunya mayoritas Muslim berbalik menjadi negara Yahudi. Hal ini  terjadi karena adanya bantuan asing, peradaban dan ekonomi dikuasi non Muslim. Pada akhirnya merekalah yang berkuasa. Bahayanya lagi ada upaya pemurtadan agama. Baca juga: Kata MUI soal Pengosongan Kolom Agama di KTP

Diharapkan ini tidak terjadi di Indonesia. Jika melihat Muslim di Indonesia, sejak kemerdekaan  tahun 1945, umat Muslim mencapai 94 persen. Sekarang trennya terus turun cuma tinggal 88 persen umat Muslim di Indonesia. “Kita sudah 70 tahun merdeka, apakah ada jaminan negara ini mayoritas penduduknya Muslim?,” tukas Muhyiddin.

Lebih jauh ia menuturkan, di kota-kota besar Indonesia, pemimpinnya sudah banyak non-Muslim. Ini sangat mengkhawatirkan. Sekarang ini dalam suatu wilayah, pemimpinnya ada MK (Muslim-Kristen), MM (Muslim-Muslim), KK (Kristen-Kristen) dan KM (Kristen-Muslim). “Non Muslim Indonesia sudah berhasil memimpin. Itulah yang berbahaya, mereka bermain dengan uang,” katanya.

Namun Muhyiddin mengakui bahwa fakta memang menyatakan bahwa 73 juta orang Indonesia baru lulusan Sekolah Dasar (SD). Sehingga diajak bicara secara rasional nggak nyambung. Mereka terjebak dengan iming-iming program untuk memilih pemimpin non-Muslim, yang konon katanya merakyat.

Melihat kondisi provinsi DKI Jakarta yang dipimpin gubernur non-Muslim. Muhyiddin pun sangat khawatir. Karena bagaimana pun menurut dia, lanskap budaya-budaya Islam akan hilang.”Dalil sekali dia seorang Ahok sudah berani mengajukan kepada Kementerian Hukum dan Ham agar FBI dibubarkan. Itu kan cara yang kasar. Apa nggak ada politik lebih halus,” tukasnya.

Ia kembali mengungkapkan, Ahok seorang diri saja sudah berani, apalagi nanti kalau politik dikuasi oleh mereka non-Muslim.  Untuk menangkal kekhawatiran tersebut, diharapkan umat Muslim Indonesia bersatu mewujudkan kejayaan  dalam politik , ekonomi, sosial budaya dan reformasi lanskap peradaban Islam.