Pelaku edukasi dapat belajar dari kisah-kisah inspiratif dalam “Oase Pendidkan”.

Tetapi guru mengajak mereka untuk saling memberikan solusi agar masalahnya selesai dengan baik. Selain itu, ada pula kisah kepala sekolah di Tangerang yang mengundang kepedulian anak didiknya untuk membantu temannya yang kesulitan keuangan, dengan ikut membuat jepit rambut yang kemudian dijual dan uangnya digunakan untuk membelikan sepeda bagi anak yang kurang mampu, sebagai transportasi ke sekolah.
Inilah secuplik isi buku Oase Pendidikan di Indonesia yang diluncurkan Kamis (12/6) di Jakarta oleh Tanoto Foudation. Yayasan milik keluarga konglomerat Sukanto Tanoto ini pada saat bersamaan juga meluncurkan buku Menjadi Sekolah Terbaik.
Guru berperan besar dalam memotivasi dan memberikan contoh ide-ide kreatif di dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Proses pembelajaran yang baik mampu membuka wawasan, kreatifitas anak didik sehingga mampu berpikir mandiri. Konsep belajar kreatif dan inovatif pada dasarnya merupakan penerapan teori dan praktik dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para guru dan tenaga pendidik lain untuk menciptakan sebuah suasana belajar yang efektif sekaligus menyenangkan dan tidak membosankan. Cara-cara kreatif ini telah diterapkan oleh guru dan tenaga pendidik lain di sekolah di Indonesia, dan kisah-kisah inspiratif mereka dikumpulkan dalam dua buah buku tersebut ibarat oase pendidikan bagi para pelaku edukasi.
Penerbitan kedua buku dilakukan di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Anderson Tanoto anggota Dewan Penasihat Tanoto Foundation dalam sambutannya mengatakan, dukungan ini merupakan wujud komitmen Tanoto Foundation untuk menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas di Indonesia.
Anderson juga mengatakan, ilmu yang ditanamkan oleh ayahnya, Sukanto Tanoto mengenai tiga hal dalam proses belajar adalah: Pertama, proses belajar tidak terjadi hanya di ruang kelas saja, tetapi juga bisa dimana-mana sepanjang kita siap untuk menjalani pembelajaran. Kedua, belajar tidak boleh berhenti pada saat kita putus atau lulus sekolah. Ketiga, kita bisa belajar dari berbagai sumber, termasuk dari pengalaman orang lain, yang memberikan peluang perbaikan lebih lanjut.
Prof. Rhenald Kasali sebagai moderator bedah buku dan diskusi mengatakan,”Sekolah tidak bisa lagi menerapkan cara-cara konvensional yang satu arah, yang tidak merangsang kreativitas dari para siswa. Buku ini menjadi semacam panduan bagaimana para guru bisa belajar dari orang-orang kreatif dalam dunia pendidikan kita.
Tanoto Foundation
Tanoto Foundation yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah B. Tanoto pada 2001 memiliki visi untuk menjadi pusat unggulan dalam Pengentasan Kemiskinan melalui Pendidikan, Pemberdayaan dan Peningkatan Kualitas Hidup
Di bidang pendidikan, Tanoto Foundation memberikan beasiswa bagi S1 dan S2, menjalankan program Peningkatan Kualitas Pendidikan (PELITA Pendidikan) di Sumatera Utara, Riau dan Jambi bekerja sama dengan APRIL dan Asian Agri, menjalankan program beasiswa National Champion Scholarship dan Regional Champion Scholarship, Advanced Education Support yang mendukung pengembangan riset aplikatif di perguruan tinggi, serta sejumlah program kemitraan pendidikan.

