keuangan syariah australia

Pajak Ganda Jadi Kendala Australia Kembangkan Keuangan Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Negara-negara minoritas muslim mulai banyak yang telah mengakomodasi penerapan keuangan syariah di dalam sistem keuangannya. Namun Australia masih menghadapi kendala dalam mengakomodasi layanan keuangan syariah secara menyeluruh.

keuangan syariah australiaAkademisi Universitas Wollongong Australia, Nadirsyah Hosen, menuturkan masuknya Inggris dan Singapura ke pasar keuangan syariah menarik pula minat Australia terutama untuk menggaet investor Timur Tengah. Namun, prakteknya tidaklah mudah. Pengenaan pajak ganda masih menjadi kendala dalam memperkenalkan keuangan syariah kepada masyarakat setempat.

Ia menambahkan jika nasabah ingin membeli rumah lewat bank konvensional, maka nasabah hanya mengajukan pinjaman uang untuk membeli rumah yang kemudian pengembaliannya akan dicicil. Sementara kalau di bank syariah, rumahnya dibeli oleh bank  terlebih dulu, baru dijual lagi ke nasabah. Baca: Lebih Menguntungkan Mana, KPR Syariah atau Konvensional?

“Buat Australia itu problem karena ada dua kali transaksi,  yaitu saat bank membeli rumah dan bank menjual lagi ke nasabah. Jadi pajaknya ganda, siapa yang mau investasi? Kalau di Inggris dan Singapura ketentuan itu sudah diperlunak dengan dihitung satu transaksi. Pemerintah Australia bilang akan mengubah ketentuan pajak juga, tapi sampai sekarang masih ada kendala yang masih mempertanyakan mengapa jelas-jelas ada dua transaksi dibuat jadi satu?,” jelas Nadirsyah.

Sementara, menurut Akademisi Universitas Monash, Bala Shanmugam, faktor utama lainnya yang membuat Australia ketinggalan mengembangkan keuangan syariah adalah karena tidak memiliki hubungan dengan dunia Arab seperti Amerika Serikat dan Inggris. Baca: Pemerintah Inggris Dorong Industri Keuangan Syariah

“Inggris dan Amerika Serikat selalu melihat diri mereka sebagai tujuan utama untuk petrodolar, jadi mereka melakukan berbagai langkah untuk mempertahankan posisi mereka. Di lain pihak Australia bukanlah pusat keuangan untuk dana semacam itu, jadi saya tidak melihat perkembangan pesat ke arah sana,” kata Shanmugam, dilansir dari laman Your Mortgage, Jumat (30/1).[su_pullquote align=”right”]“Buat Australia itu problem karena ada dua kali transaksi, yaitu saat bank membeli rumah dan bank menjual lagi ke nasabah” [/su_pullquote]

Selain itu, lanjut Shanmugam, faktor utama lainnya adalah banyak muslim Australia yang melihat metode pembiayaan tradisional dengan bank lebih mudah dan murah. “Penelitian menunjukkan muslim maupun non muslim menilai return sebagai faktor paling penting dalam transaksi keuangan. Variabel ini mengesampingkan faktor agama dalam memilih jenis layanan perbankan,” ujar Shanmugam.