Pemerintah dan BI Terus Jaga Kestabilan Rupiah

[sc name="adsensepostbottom"]

Seperti halnya mata uang negara-negara lain di dunia, saat ini rupiah juga sedang mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

rupiahdolar[1]Menanggapi hal tersebut, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, agar tidak berdampak lebih luas terhadap aspek perekonomian nasional.

“Pemerintah dan Bank Indonesia tidak pernah berdiam diri untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, seperti yang dihadapi juga oleh mata uang negara lainnya terhadap dolar AS,” demikian tegas Menteri Keuangan R.I. – Bambang P.S. Brodjonegoro baru-baru ini di Jakarta.

Menurut Menkeu – Bambang Brodjonegoro, gejala penguatan mata uang dolar AS sebenarnya sudah terlihat sejak 1-2 tahun lalu. Hal tersebut terjadi sebagai akibat rencana langkah lanjutan normalisasi kebijakan moneter di AS.

“Namun kemudian diperparah pada beberapa waktu terakhir dengan kebijakan devaluasi Yuan Tiongkok,” lanjut Bambang Brodjonegoro.

Terkait asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2016, Pemerintah sendiri memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah akan mencapai Rp13.400 per dolar AS. Perkiraan ini telah mempertimbangkan kondisi aktual yang terjadi di pasar mata uang nasional dan global saat ini.

“Selain kondisi aktual tersebut, penetapan asumsi nilai tukar rupiah di tahun 2016 juga akan memperhitingkan langkah-langkah antisipatif dan perbaikan yang telah dan akan dilakukan oleh BI dan pemerintah, untuk memperkuat fundamental pasar uang nasional,” demikian tutup Bambang Brodjonegoro – Menteri keuangan R.I.