Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono dalam seminar nasional Perikanan di STP, Bogor. foto: Yayasan Damandiri

Posdaya Dorong Pembentukan Relawan Penyuluh Perikanan

Program Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang tersebar di desa-desa diyakini mampu mendorong pembentukan sumber daya manusia khususnya relawan penyuluh perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono dalam seminar nasional Perikanan di STP, Bogor. foto: Yayasan Damandiri
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono dalam seminar nasional Perikanan di STP, Bogor. foto: Yayasan Damandiri

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono   dalam orasinya di  seminar Nasional Penyuluh Perikanan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor  menyatakan, Yayasan Damandiri memiliki visi  untuk mengembangkan sektor perikanan. Untuk mewujudkan sektor ini, ia berharap lulusan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor harus bekerja sesuai visi dan misi utamanya yaitu pengembangan penyuluhan kepada masyarakat.

Haryono juga mengusulkan pembentukan relawan penyuluh oleh STP yang akan diturunkan ke lapangan untuk membantu pengembangan masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). “Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya masyarakat desa, ada beberapa program yang dapat dilakukan, salah satunya adalah Posdaya,” kata Haryono Suyono, dalam seminar yang dipaparkannya  bertajuk Penyuluhan Desa Berbasis Posdaya di STP Bogor, belum lama ini.

Lebih lanjut Haryono menegaskan pembentukan relawan tiada lain untuk mengoptimalkan jumlah penyuluh perikanan yang masih terbatas. Relawan penyuluh akan dibentuk melalui “Sekolah Tanpa Dinding”, yang secara tidak langsung dibentuk oleh mahasiswa STP Cikaret Bogor, yang diturunkan ke lapangan pada saat menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya.

“Saya sudah melakukan persetujuan dengan Kepala Badan SDM Kelautan dan Perikanan dan Kepala STP, agar penyuluh-penyuluh dturunakn ke setiap desa, terutama yang sudah ada Posdaya-nya,” kata Haryono.

Begitu pula dengan mahasiswa semester tujuh dan delapan yang melakukan KKN lebih dari satu bulan dapat ditempatkan di setiap Posdaya. Mereka memberikan pendampingan dan pelatihan agar dapat menghasilkan pemuda desa menjadi penyuluh dengan praktek. Dalam mendampingian praktek selama satu bulan tersebut, akan menghasilkan penyuluh-penyuluh relawan dengan model ‘Kuliah Tanpa Dinding’. Sehingga jumlah penyuluh yang tersedia tidak hanya tamatan STP, tetapi juga hasil ajaran mahasiswa saat melakukan KKN.

“Dengan begitu jumlah penyuluh bertambah dengan baik, seperti yang dikatakan oleh Kepala Badan SDM Kelautan dan Perikanan, tugas penyuluh tidak hanya meningkatkan produksi. Tetapi dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat agar mampu mengubah dirinya lebih mandiri, kuat dan sejahtera,” cetus Haryono.

 

Kampanye Makan Ikan

Mantan menteri Kesra ini menambahkan dengan modal pendampingan “Sekolah Tanpa Dinding, bukan hanya menambah jumlah penyuluh perikanan, tetapi akan melahirkan budaya untuk senang memelihara dan memproduksi ikan. Menurut Haryono, kalau budaya memproduksi ikan bertambah luas, dengan sendirinya masing-masing produsen akan menjual hasilnya.

mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor.foto: STP
mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor.foto: STP

Budaya ini juga akan menjadi kampanye dan motivator untuk mendorong orang makan ikan.Sehingga kalau jumlah komunitas yang makan ikan bertambah banyak, harga ikan juga bertambah tinggi dan pendapatan peternak ikan akan meningkat. Haryono juga menghimbau kepada masyarakat luas bahwa ikan itu memiliki gizi yang diperlukan tubuh dalam menjalani kehidupan lebih baik agar sejajar dengan masyarakat Asean lainnya. Apalagi STP ini sejak awal telah diciptakan untuk membentum supertim bukan supermen atau membentuk lima kepercayaan. Yaitu percaya kepada diri sendiri, percaya kepada teman sejawat, percaya kepada industri, perdaya kepada masyarakat dan percaya kepada pasar.

Tugas penyuluh erat kaitannya dengan pengembangan SDM, Haryono mengatakan, di masyarakat khususnya pedesaan sebagai wilayah yang masih memerlukan pendampingan agar mandiri, kuat dan sejahtera.Untuk mewujudkan, salah satunya dengan program Posdaya yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi-fungsi keluarga dan mendorong keluarga untuk membangun dirinya. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi berbagai masalah, mendorong peningkatan mutu keluarga dan mendorong pemeliharaan infrastruktur sosial berdasarkan kearifan lokal, sehingga memperkuat keutuhan bangsa Indonesia.

Hal ini menurut Haryono, dikarenakan masyarakat yang lebih menyukai pola melihat contoh daripada hanya diberi pendampingan secara lisan. Fakta di lapangan, belum banyak penyuluh yang memiliki keterampilan, mental wirausahanya juga masih rendah. “Rekruitmen penyuluh kedepan harus punya mental wirahausaha, sehingga masyarakat akan lebih mudah meniru, karena masyarakat perlu eksperimen untuk bias menerima informasi baru dalam membangun diri lebih baik,” pungkasnya.