Dalia Mogahed, Muslimah Mesir penasehat Presiden Obama.
Dalia Mogahed, Muslimah Mesir penasehat Presiden Obama.

Potret Muslimah Mesir Penasehat Presiden Obama

[sc name="adsensepostbottom"]

Dalia Mogahed, potret Muslimah sukses di Amerika Serikat. Perempuan berhijab ini punya jabatan penting sebagai penasehat Presiden Barack Obama untuk urusan Muslim.

Potret Muslimah Mesir Penasehat Presiden Obama
Dalia Mogahed, Muslimah Mesir penasehat Presiden Obama.

Di negeri Paman Sam itu, Dalia Mogahed memang seorang pendatang yang telah diakui luas sebagai salah satu wanita Arab yang paling berpengaruh di Dunia. Dia bergabung dengan 26 konsultan dari Dewan Antar Agama Urusan Muslim, yang bekerja untuk membangun jembatan antara pemerintah federal dan organisasi nirlaba.

Wanita Muslimah Mesir ini merupakan Presiden dan CEO Mogahed Consulting, sebuah lembaga konsultan tentang masyarakat Muslim dan Timur Tengah, yang berbasis di Washington DC. Selama enam tahun, sejak 2006 hingga 2012, Mogahed menjadi analis senior sekaligus Direktur Eksekutif the Gallup Center, yaitu sebuah lembaga survei independen tersohor untuk kajian Muslim. Karena dedikasi inilah, Mogahed ditunjuk menjadi penasehat Obama di bidang kerjasama keyakinan dan lingkungan.

“Saya percaya saya dipilih karena penelitian saya memimpin di Gallup Center. Saya bukan bagian dari kampanye Presiden Obama, atau saya aktif di Partai Demokrat, Saya dipilih berdasarkan beasiswa, bukan afiliasi politik saya,” kata Mogahed, seperti dilansir dari media An Nahar.

Mogahed menyatakan posisi di Gedung Putih menjadi penasehat Obama, bersama orang-orang top lainnya adalah suatu kehormatan besar. Memberikan pengarahan presiden Amerika merupakan tanggungjawab besar apalagi Mogahed seorang Muslim. “Semua perempuan muda datang kepada saya, mengatakan bahwa saya berhasil menunjukkan kualitas yang sebenarnya, walaupun dari kenyakinan berbeda. Saya hanya ingin menyampaikan informasi ini ke seluruh dunia,” tegasnya.

Sebenarnya, Mogahed tak punya latar belakang pendidikan ilmu sosial maupun politik. Mogahed merupakan insinyur kimia lulusan Universitas Wisconsin. Sementara gelar MBA, dia peroleh dari Universitas Piitsburgh. Namun, sebagai seorang Muslimah, dia tahu bagaimana kehidupan pemeluk Islam. Mogahed juga kenal betul bagaimana budaya masyarakat Timur Tengah. Pengetahuannya semakin bertambah dengan terlibat dalam berbagai penelitian Islam.

Dari analisa-analisa itu, Mogahed memberikan data-data seputar kaum Muslim, baik masalah maupun solusi. Dia juga mencoba meluruskan pandangan miring yang melihat Islam sebagai sumber masalah. “Pekerjaan saya fokus mempelajari Islam, cara mereka berpikir dan cara pandang. Sekarang saya ingin mengatakan bahwa Muslim mampu memberikan solusi,” tandasnya.

Pemilihan Mogahed juga dilihat oleh banyak pihak di Timur Tengah sebagai salah satu langkah maju Obama menghapuskan stereotip dan penghakiman terhadap Muslim, sesuatu yang menimpa komunitas sejak 11 September 2001 silam.

Dalia Mogahed, no tujuh dari kiri.
Dalia Mogahed, no tujuh dari kiri.

Dalia Mogahed adalah contoh terbaik dari wanita Muslim. Ia membuktikan jika Muslim pun dapat berhasil di segala bidang, paling tidak di bidang keahliannya. Dan meskipun seorang Islam dan menjadi penasehat Obama, Dalia tetap menyatakan diri loyalitas pertama akan diberikan kepada negaranya.

Mogahed juga tersohor di dunia. Dia mengepalai sejumlah organisasi dunia, termasuk Badan Agenda Global Forum Ekonomi Dunia (WEF). Dia menjadi Pemimpin Pemuda Global WEF. Bahkan Majalah Arabian Business empat kali menempatkan Mogahed sebagai salah satu perempuan Arab paling berpengaruh. The Royal Islamic Strategic Studies Centre memasukkan Mogahed dalam daftar 500 Muslim paling berpengaruh pada 2009 dan tahun berikutnya.

Selain itu, banyak karya tulisnya yang diakui dunia, seperti halnya buku “ Who Speaks for Islam” (diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan judul “Saatnya Muslim Bicara“) dengan John Esposito, guru besar ilmu politik Amerika, orang yang dikritik banyak pihak sebagai pemberi maaf Islam. Dalia dan Esposito menerbitkan lembar opini dalam The Times, berjudul Ketidakpedulian Amerika terhadap Islam dan Dunia Muslim.