Meningkatnya permintaan produk halal di berbagai belahan dunia membuat produsen di negara-negara Balkan mulai melirik industri halal. Target pasarnya negara-negara Muslim dan negara Barat.

“Pasar halal punya potensi lebih dari satu miliar jiwa di seluruh dunia. Ini adalah pasar dengan daya beli yang tinggi dan permintaannya terus tumbuh antara 10-20 persen per tahun. Kami punya lahan dan udara yang bersih, serta buruh yang murah. Ini kesempatan untuk mengembangkan perekonomian Balkan,” kata Kovacevic, dikutip dari AFP, Selasa (11/11).
Islam adalah agama mayoritas (40 persen) di Bosnia yang penduduknya sebanyak 3,8 juta jiwa. Sedangkan, sisanya beragama Orthodoks dan Katolik. Kendati demikian, sebagian besar dari penduduk Bosnia belum terlalu concern terhadap produk berlabel halal. Di sisi lain, daya belinya juga rendah dan banyak produsen di sana yang membidik pasar di luar Bosnia.
Namun, perusahaan-perusahaan Balkan yang menyertifikasi halal produknya semakin bertambah. Tiga bulan lalu, pabrik Brajlovic yang berlokasi dekat Sarajevo, memperoleh sertifikasi halalnya. Pabrik tersebut setidaknya memiliki kapasitas hingga 15 ton produk. Brajlovic pun menjadi bagian dari 150 produsen lainnya, yang memproduksi lebih dari 2000 produk, di Balkan yang telah bersertifikat halal. Baca Juga: Platform Industri Halal Zilzar, Saingan Baru Amazon
Kepala lembaga sertifikasi halal di Sarajevo, Amir Sakic, mengungkapkan jumlah produk perusahaan yang mendapat sertifikat halal di Balkan tumbuh antara 30-40 persen setiap tahun, sementara turnover diperkirakan sekitar 708 juta dolar AS. Selain di Bosnia, perusahaan dari negara lainnya seperti Kroasia, Serbia, Montenegro dan Makedonia juga berbondong-bondong mengajukan sertifikasi halal.
Adanya sertifikat halal terbukti mampu meningkatkan penjualan sebuah produk. Misalnya saja perusahaan asal Makedonia, Mama’s, yang memproduksi selai dan ajvar. Ajvar adalah sejenis bumbu yang terdiri dari lada, terong, dan bawang putih, dan sangat populer di Balkan. Perwakilan Mama’s, Kalin Babusku, menuturkan pihaknya mengekspor produknya ke sekitar 20 negara.
“Tahun ini kami memeroleh sertifikat halal dan itu membantu peningkatan penjualan, terutama di negara-negara Skandinavia. Sebelum mendapat sertifikat halal, kami mengekspor satu truk produk ke Swedia setiap tiga bulan. Sekarang kami mengekspor satu truk setiap bulan,” ungkap Babusku. Menurut World Halal Forum industri makanan halal global diperkirakan mencapai 635 miliar dolar AS pada 2009.

