dinar dirham
Ilustrasi Dinar Dirham

Rupiah Loyo? Ganti dengan Dinar Dirham!

[sc name="adsensepostbottom"]

Guru Besar ini mengkritik Pemerintah yang pasrah dengan loyonya Rupiah setidaknya seminggu ini. Saatnya melirik Dinar Dirham.

dinar dirham
Ilustrasi Dinar Dirham

Guru Besar Ekonomi Syariah UIN Sumut, Dr. Amiur Nuruddin secara tegas menyoroti sikap Pemerintah Indonesia yang terkesan adem ayem dan pasrah dengan kondisi perlemahan rupiah terhadap dollar AS ini.

“Pernyataan Menko Perekonomian yang menyatakan hanya bisa pasrah terhadap gejolak penurunan Rupiah ini, tentu saja sangat kita sayangkan. Seharusnya pemerintah melakukan tindakan-tindakan strategis yang bisa dilakukan agar rupiah tidak terus melemah, dan bisa kembali menguat,” kata Amiur Nuruddin di sela-sela Ijtima Sanawi 2014 DPS DSN MUI di Hotel Mercure, Ancol,  Jakarta (16/12). Baca juga: Rupiah Tembus Rp 12.938, Indeks Syariah Melemah 1,62%

Amiur juga sangat menyayangkan pernyataan Wakil Presiden, Jusuf Kalla yang menyatakan, bahwa dengan melemahnya Rupiah, maka akan bagus bagi ekspor Indonesia. “Seberapa besar ekspor kita yang diuntungkan? Hitung-hitungannya ekspor seperti apa? Lalu bagaimana dengan sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidupnya akan semakin sulit, karena dengan melemahnya nilai rupiah ini akan berimbas kepada mahalnya harga-harga barang,” kata Amiur menyesalkan. Baca juga: Harga BBM Dongkrak Inflasi

Amiur lantas mempertanyakan kepada Pemerintah, mengapa mata uang rupiah kita begitu lemah? “Bagaimana kebijakan pencetakan uang kita? Mengapa Rupiah ini menjadi begitu rapuh?” kata Amiur mempertanyakan.

Amiur tidak sekadar memprotes, juga menawarkan solusi. Dari antaranya, kembali menggunakan Dinar Dirham sebagai alat tukar. Hal ini agar mata uang bangsa Indonesia ini menjadi lebih kuat dan tidak mudah digoyang oleh isu global maupun spekulan. Peggunaan Dinar Dirham ini sesuai dengan pengelolaan keuangan publik dalam ekonomi syariah, menurutnya. “Kita bisa mulai mengkaji penggunaan mata uang yang tidak akan terpengaruh oleh gejolak ekonomi global, seperti Dinar Dirham,” kata Amiur menyarankan.

Menurut Amiur, bangsa kita sudah semestinya mulai mengadopsi sistem mata uang yang kuat dan universal seperti dinar-dirham. Dinar terbuat dari emas, sehingga nilai nominalnya setara dengan nilai intrinsiknya. Begitu pula dengan Dirham yang terbuat dari perak. Tak heran jika keduanya saat ini juga mulai masuk dalam jajaran produk investasi emas yang menarik.

Namun, Amiur menyarankan hal lain, bukan menggunakan Dinar Dirham sebagai alat investasi, tetapi alat tukar, sebagai solusi atas permasalahan mata uang kertas inconvertible, yang memang rentan inflasi.

Solusi lainnya menurut Amiur, kita juga bisa belajar dari negara-negata lain yang mata uangnya selama ini tidak mudah terpengaruh oleh gejolak perekonomian global, seperti Arab Saudi, dan bahkan juga negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura.