Volume sukuk negara telah meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pemerintahan di Asia, Kawasan Teluk, Eropa, dan Afrika berbondong-bondong masuk ke pasar sukuk. Sebagian besar sukuk berdenominasi mata uang lokal.

Lembaga pemeringkat Moody’s mencatat dari jumlah outstanding sukuk negara 105 miliar dolar pada Juli 2014, hanya sekitar 20 miliar dolar AS yang diterbitkan dengan mata uang asing, utamanya dolar AS. Pada jangka menengah pasar sukuk global pun akan tetap dimotori oleh sukuk negara.
“Seiring investor global mulai mengenal instrumen keuangan syariah, kami memperkirakan ada lebih banyak penerbitan instrumen lintas-batas dari beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Turki,” kata Moody’s Global Head for Islamic Finance, Khalid Howladar, dikutip daro gulfnews, Senin (15/9). Pemerintahan di kawasan Teluk diperkirakan menjadi penyuplai pasar sukuk terbesar tahun ini.
Berdasar perhitungan Moody’s, pasar sukuk global tahun ini akan melampaui pencapaian di tahun 2013, atau sekitar 70 miliar dolar AS. Penerbitan sukuk negara diprediksi meningkat menjadi sekitar 30 miliar dolar AS tahun ini. Pangsa pasar sukuk negara di pasar sukuk global lebih besar daripada di pasar obligasi konvensional. Pada 2013 jumlah surat utang internasional mencapai 22,8 triliun dolar AS, dan 7 persen diantaranya diterbitkan pemerintah. Sebagai perbandingan, outstanding sukuk global di tahun lalu mencapai 65 miliar dolar AS, dan 29 persen diantaranya adalah sukuk negara.
“Hadirnya sejumlah negara yang melakukan debut sukuk akan turut mendorong dan meningkatkan volume pasar sukuk, terutama yang berasal dari pemerintahan berperingkat tinggi. Ini akan menarik minat investor ke pasar sukuk dan memberikan kedalaman dan likuiditas ke pasar sukuk,” kata Vice President dan Senior Analyst Moody’s, Christian De Guzman.
Di Arab Saudi sukuk negara menjadi motor pertumbuhan pasar domestik yang kuat. Perusahaan-perusahaan di negara itu menerbitkan sukuk sebesar 39,4 miliar riyal pada 2013. Langkah itu menyusul penerbitan sukuk oleh General Authority of Civil Aviation (GACA) pada awal 2012. Di tahun ini dari Januari-Juli sudah ada penerbitan sukuk sebesar 10,3 miliar dolar AS.
“Kami memprediksi pasar sukuk Arab Saudi akan terus tumbuh dan mempertahankan posisinya sebagai pasar sukuk terbesar kedua setelah Malaysia. Penerbitan sukuk disana disebabkan besarnya permintaan investor dan bank lokal untuk menempatkan ekses likuiditasnya, meningkatnya pembiayaan untuk kebutuhan proyek infrastruktur, dan menjadi benchmark yield,” ujar Howladar.
Sementara, di Uni Emirat Arab, pemeirntahan Dubai, Abu Dhabi, dan Sharjah juga aktif di pasar sukuk global, seiring dengan besarnya kebutuhan pembiayaan dan minat investor. Uni Emirat Arab menyumbang outstanding sukuk lebih dari 26,8 miliar dolar pada pasar sukuk global dan telah mampu menarik minat investor global. “Walau sukuk negara hanya sekitar 5,2 miliar dolar dari total sukuk di Uni Emirat Arab, proporsi penerbitan sukuk dengan obligasi konvensional meningkat. Tren ini tampaknya akan terus berlanjut mengingat Dubai punya ambisi menjadi pusat ekonomi syariah,” cetus Howladar.

