Tahun Baru Tebar Kebaikan Tanpa Pamrih

Malam Tahun Baru 2015 akan tiba dalam satu malam ke depan. Semua orang di penjuru dunia akan bersuka cita merayakannya. Dalam menapaki tahun baru ini, kita pun patut merenung apa yang sudah dilakukan selama tahun 2014 yang sebentar lagi berakhir.

tahun 20155Demikian disampaikan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono. Ia pun menegaskan, renungan itu tidak perlu dikaitkan dengan jabatan atau kekuasaan yang sedang diamanatkan kepada kita. Tetapi lebih pada perbuatan pribadi sekecil apapun yang pernah dilakukan kepada sesama anak bangsa. “Perbuatan sekecil apapun akan memberi makna jika dijalani dengan hati yang tulus tanpa meminta pamrih. Kemuliaan balasan dari Allah SWT akan datang berlipat ganda,” kata Haryono, dalam rilisnya yang diterima MySharing, Selasa (30/12).

Dalam kesempatan ini, Haryono pun menyampaikan cerita  “Balada Angkot” yang diterimanya lewat pesan singkat, belum lama ini. Ironisnya, mantan menteri Kesra dan Taskin ini tidak mengenal pengirim cerita tersebut.

Cerita dalam pesan itu, sebagai  berikut:“Pagi-pagi supir angkot saling menyalip untuk merebut penumpang. Ada pemandangan menarik di depan angkot yang kutumpangi, terlihat seorang ibu dengan tiga orang anak kecil berdiri di tepi jalan. Setiap ada angkot berhenti dihadapannya, si ibu terlihat berbicara kepada supir angkot, lalu angkot itu berlaju kembali.

Balada Angkot
Kejadian ini terulang berkali-kali. Akhirnya, aku ingin tahu dan ketika angkot berhenti lagi. Aku mendekat dan melihat si ibu itu bertanya: “Dik, lewat terminal bus ya? Supir menjawab: “Ya bu.” Si ibu tidak segera naik,dan berkata lirih :”Tapi saya bertiga anak-anak tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab:” Tidak apa-apa ibu, naik saja!”. Si ibu tampak ragu-ragu, supirpun mengulang perkataannya: “Ayo ibu naik saja tidak apa-apa!”

Aku terharu dengan kebaikan supir itu. Di saat angkot lain berlomba mencari penumpang, ia merelakan empat kursi penumpangnya untuk si ibu dan tiga anaknya, gratis. Sampai terminal bus, keempat penumpang itu turun dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan supir angkot.

Di belakang ibu itu, ada seorang penumpang lain turun juga sambil membayar Rp 25.000. Ketika supir akan mengembalikan uangnya, pria tersebut bilang uang itu untuk dirinya dan keempat penumpang yang gratisan tadi. “Teruslah jadi orang baik ya,” kata pria itu sambil tersenyum pada supir angkot.

Haryono pun terharu atas cerita yang diterimanya lewat pesan singkat itu. Menurutnya, seorang ibu yang jujur, seorang supir angkot baik hati dan seorang penumpang yang dermawan.”Mereka saling mendukung dalam kebaikan. Adakah kita dari ketiga itu?,” tanya Haryono.

Tabrani Sang Petani Rumput Laut
Ia pun memadukan cerita itu dengan peristiwa yang dialaminya beberapa bulan lalu ketika melakukan kunjungan di Tegal Jawa Tengah. Ketika itu, kata dia, ada seorang tamu yang tak dikenal bernama Tabrani. Ia mendekati Haryono sambil berkata, kalau dirinya mengembangkan rumput laut di lahan payau yang tidak bisa tumbuh tanaman biasa. “Rumput laut jenis Glasilaria Sp bisa tumbuh dalam air payau dengan tingkat keasaman tertentu,” ujar Haryono menirukan ucapan Tabrani.[su_pullquote align=”right”]”Tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali kita sendiri yang mengecilkan arti kebaikan tersebut”[/su_pullquote]

Tabrani pun memberikan bantuan 1000 ton bibit rumput laut jenis Glasilaria bagi keluarga pra sejahtera anggota Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Tegal, untuk ditanam di tanah payau. Menurut Haryono, melalui bantui itu, banyak keluarga miskin yang tidak memiliki pekerjaan, bisa menjadi petani rumput laut. Setiap panen, keluarga miskin pengelola ladang rumput laut itu berubah menjadi ‘donator’ yang menyumbangkan kepada anggota Posdaya lain yang masih miskin. “Bahkan beberapa petani yang semula miskin itu, menyumbangkan bibit rumput laut kepada keluarga miskin yang berasal dari kabupaten lain,” katanya.

Ia menuturkan, tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali kita sendiri yang mengecilkan arti kebaikan tersebut. Tetaplah tulus dalam memberi, karena kita tidak tahu seberapa dampak pemberian tersebut bagi orang lain bahkan bagi kita sendiri. “Saat memberi kepada orang lain, sebenarnya kita sedang memberi kepada diri kita sendiri. Dan semoga di tahun 2015, kita bisa menebar kebaikan tanpa pamrih bermanfaat bagi orang banyak,” pungkasnya.