100 Hari Jokowi-JK, Kinerja Negatif

Meski banyak kebijakan baru yang dianggap bagus, momen 100 hari pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla cenderung direspon negatif.

Jokowi-JKSejumlah langkah yang mengecewakan di antaranya naik dan turunnya harga bahan bakar minyak. Pemerintah menaikkan harga BBM menjadi Rp 8.500 per liter, namun kembali diturunkan sebanyak dua kali menjadi Rp6.600 per liter. Dari BBC. co.uk, masyarakat berkomentar, “BBM sudah turun tapi harga sembako malah melambung. Petani mahal beli pupuk,” kata Rina Herlina, salah satu warga di Jakarta.

Pro kontra kebijakan. Selain itu, banyak pengguna juga mempertanyakan Jokowi yang dianggap kurang tegas dan terlalu dipengaruhi oleh partai politiknya.

“Kebijakan yang paling kontroversial adalah pengangkatan Jaksa Agung, Wantimpres, dan pemilihan Kapolri, serta penunjukan Puan sebagai menko. Entahlah, terkadang saya merasa presiden dan wapres yang sebenarnya adalah Megawati-Paloh. Pada saatnya nanti, rakyat harus menyadarkan Jokowi,” kata Ahmad Satria Budiman. “Beliau adalah presiden rakyat, bukan petugas partai.”

Adapun, langkah Jokowi-JK yang dianggap sudah tepat adalah kebijakan mengatasi praktik penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Suzane Cullen mengatakan, “Saya kira program Presiden Jokowi untuk menjadikan maritim Indonesia jaya mendapat peluang yang sangat besar. Kebijakan kedua yang sangat baik adalah pencabutan subsidi bahan bakar minyak untuk dialihkan ke sektor produktif.” Lainnya, ada juga yang memuji keputusan Jokowi untuk tetap mengeksekusi mati terpidana narkoba dan penghapusan KTKLN bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Sementara itu, netizen pun memberikan pendapat mereka lewat kicauan Twitter: