20 Negara Meriahkan Festival Bahasa dan Budaya International

[sc name="adsensepostbottom"]

Puluhan pelajar yang mewakili semua benua akan meramaikan festival Bahasa dan Budaya International (IFLC) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu (11/4). Pada festival ke 13 ini, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya.

Ketua Panitia IFLC, Huseyin Kan (kiri), Presiden IFLC Indonesia Didik J Rochbini (tengah) dan Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah (kanan), saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/4). foto:MySharing.
Ketua Panitia IFLC, Huseyin Kan (kiri), Presiden IFLC Indonesia Didik J Rochbini (tengah) dan Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah (kanan), saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/4). foto:MySharing.

Para pelajar itu berasal dari 20 negara seperti  Indonesia, Turki, Jerman, Albania, Australia, Ukrania, Filipina, Georgia, Kamboja, Kazakstan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Tajikistan, Tunisia, Maldives, Maroko, Ethiopia, Yordania dan Vietnam. Mereka akan tampil membawa semangat perdamaian dunia.

Presiden IFLC Indonesia, Didik J Rachbini, menyatakan, penyelenggaraan ini sangat menguntungkan bagi Indonesia yang pertama kalinya terpilih sebagai tuan rumah festival bahasa dan budaya international untuk memperluas jaringan. “Festival ini akan mengangkat nama Indonesia ke dunia international dalam hal budaya dan seni,” kata Didik, dalam konferensi pers di Universitas Paramadina di Jalan Gatot Subroto Jakarta, Kamis (9/4).

Menurut Didik, tujuan diadakannya festival international ini tidak lain untuk memperkenalkan budaya setiap peserta. Festival ini diharapkan dapat membangun komunikasi budaya yang bersifat humanis dan akademik guna membangun suatu kultur kehidupan yang harmonis dan penuh toleransi. “Di tengah dunia yang ramai soal Palestina, Israel, ISIS, dan Perancis, kita akan menampilkan sesuatu yang sifatnya humanis,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa acara ini sangat penting sebab budaya dan komunikasilah yang mempertemukan kita dalam sebuah festival international. Di festival itu, para peserta akan membangun komunikasi yang humanis, yang akhirnya mendapat kehidupan yang harmonis dan toleransi. Melalui festival ini, kita bisa membuka kemanusiaan, berupaya mendukung perdamaian dunia, persahabatan dan sikap saling memahami.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia IFCL, Huseyin Kan, mengatakan, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah mengingat wilayah Indonesia yang luas dan kaya akan budaya. Selain itu, negara luar juga sudah mengenal Indonesia sebagai bangsa yang ramah. “Kita pilih Indonesia karena wilayahnya yang luas dan beragam budaya. Diharapkan Indonesia menjadi pemimpin di masa depan untuk budaya dan kemanusiaan,” kata Huseyin yang juga menjabat sebagai Wakil PASIAD Indonesia.

Menurutnya, IFLC tahun ini digelar untuk yang ke 13 kalinya. Sedangkan sebelum-sebelumnya diselenggarakan di Turki dan hampir diikuti oleh 81 provinsi. Penyelenggaraan IFLC di Indonesia merupakan kerjasama antara PASIAD Indonesia, Universitas Paramadina dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta serta Yayasan Yenbu Indonesia.

Untuk tampil di festival ini, para peserta dari berbagai negara tersebut diseleksi dulu dengan kateria lebih pada penilaian karakter dan ahlak. “Mereka diseleksi sangat ketat untuk tampil di festival ini memperkenalkan budaya negaranya,” ujar Huseyin