BRI Syariah mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan pada 2016.
BRI Syariah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) hari ini, Selasa (18/4). Dalam RUPS tersebut membahas sejumlah agenda penting mengenai pembagian laba bersih tahun 2016 yang sebesar Rp 170,2 miliar hingga perubahan susunan komisaris dan direksi BRI Syariah.
RUPS menyetujui laba bersih dibagi untuk penyisihan cadangan BRI Syariah sebesar 10 persen dari laba bersih atau sebesar Rp 17 miliar dan laba ditahan sebanyak 90 persen atau Rp 153,18 triliun. BRI Syariah juga menyetujui pembayaran Zakat Perseroan sebesar 2,5% dari Laba Bersih Tahun Buku 2016 sebesar Rp 4,2 miliar yang akan dibebankan dalam Tahun Buku berjalan 2017.
Dalam siaran pers yang diterima MySharing, Selasa (18/4), BRISyariah menutup 2016 dengan membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Ini terlihat dari total laba sebelum pajak melonjak 38,20% dari Rp.169,07 di tahun 2015 menjadi 233,66 pada tahun 2016. “Total aset juga bertumbuh 14,27% dari Rp.24,23 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp.27,69 trliun pada tahun 2016,” kata Direktur Utama BRISyariah Moch Hadi Santoso.
Hadi menambahkan, pertumbuhan pembiayaan juga meningkat 10,18% dari Rp.16,37 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp.22,05 triliun pada tahun 2016. Hal ini diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41% dari Rp.20,15 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp.22,05 triliun pada tahun 2016.
“Pertumbuhan aset terjadi seiring dengan tambahan modal yang berasal dari suksesnya penjualan Sukuk Mudharabah Subordinasi I BRISyariah yang oversubscribed sebesar 200%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dan umat Islam pada umumnya telah mempercayai perbankan syariah,” jelasnya.
Terkait prospek 2017, Hadi menyampaikan, BRISyariah melihat banyak kesempatan bisnis yang terbuka dan ekonomi yang kondusif. “Peluang perbankan syariah semakin besar seiring dengan dukungan dan keberpihakan pemerintah kepada perbankan syariah. Ini terwujud dengan memberikan kepercayaan perbankan syariah untuk menyalurkan KUR dan BRISyariah menjadi pelopor dan satu-satunya perbankan syariah yang menyalurkan KUR Syariah hingga saat ini,” cetus Hadi.
Penyaluran KUR Syariah sejak diluncurkan pada Maret 2017 hingga saat ini telah mencapai Rp.86,9 miliar yang dinikmati oleh 3.873 orang. KUR Syariah dinikmati oleh nasabah dari berbagai daerah di Indonesia dengan penyerapan KUR di Jawa (57,1%), Sumatera (19,6%), Sulawesi (9,2%), Kalimantan (7,7%), NTB (5,7%) dan Bali (0,7%).
“Oleh karenanya BRISyariah akan serius menggarap KUR Syariah ini sekaligus mulai membangun pondasi dominasi KUR Syariah di jajaran perbankan syariah di Indonesia sebagaimana induk perusahaannya (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) yang mendominasi pasar KUR bank konvensional di Indonesia” pungkas Hadi.
Dalam RUPS yang digelar hari ini, BRI Syariah juga melakukan pengubahan susunan dewan komisaris dan direksi. Susunan dewan komisaris, direksi dan dewan pengawas syariah BRI Syariah berdasar RUPS adalah:
Komisaris Utama : Eko B. Suharno*
Komisaris : Hermanto Siregar
Komisaris : Komaruddin Hidayat
Komisaris : Anggito Abimanyu
Direktur Utama : Moch. Hadi Santoso
Direktur : Hilman Purakusumah*
Direktur : Indra Praseno
Direktur : Wildan
Direktur : Agus Katon Eko S
Dewan Pengawas Syariah
Ketua : KH. Didin Hafidhuddin
Anggota : M. Gunawan Yasni
*berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

