Dalam satu tahun ke depan, pasar sukuk global diperkirakan menghadapi masa suramnya.

Sementara, RHB Investment Bank Bhd memperkirakan melambatnya pertumbuhan ekonomi dapat membebani permodalan perusahaan dan belanja investasi mereka, sehingga akan mempengaruhi penerbitan sukuk. Penerbit sukuk kini juga menghadapi tingginya biaya penerbitan setelah Amerika Serikat meningkatkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade dan mengisyaratkan akan terus menaikkan suku bunganya di masa mendatang.
Head of Financial Market RHB Investment Angus Salim Amran, menuturkan suplai sukuk akan menurun seiring yield yang tinggi. “Rendahnya harga minyak dunia akan mendorong pemerintah dan korporasi mengeksplorasi instrumen dengan biaya yang lebih efisien, sehingga ini dapat mengarah pada penerbitan sukuk yang lebih rendah,” katanya, dilansir dari laman Saudi Gazette, Selasa (5/1).
Di sisi lain, Angus menambahkan potensi menurunnya pendapatan negara dan tingginya defisit anggaran dapat mendorong pemerintah menerbitkan sukuk negara. Namun, jika di waktu yang sama korporasi juga mengurangi penerbitan sukuk karena melambatnya pertumbuhan, maka pasar sukuk pada 2016 setidaknya akan sama dengan tahun lalu. Baca: OJK Dorong Sukuk Korporasi
Berdasar data Bloomberg, penerbitan sukuk global pada 2015 telah turun 29 persen dari 2014 yang sebesar 48,5 miliar dolar AS. Sukuk global tercatat semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2013 silam pasar sukuk global mencatat penerbitan mencapai 48,8 miliar dolar AS.
[bctt tweet=”Penerbitan sukuk global pada 2015 turun 29% dari 2014 yang sebesar USD 48,5 Miliar #Sukuk “]

