2017, Industri Perbankan Syariah Diperkirakan Akan Membaik

Pertumbuhan bisnis mikro perbankan syariah masih stagnan dalam dua tahun terakhir. Sampai kini pertumbuhan penyaluran pembiayaan industri bank syariah pun baru mencapai single digit.

“Profitabilitas industri bank syariah tanah air masih dibawah realisasi tahun 2016. Faktor yang melatarbelakangi penurunan laba tersebut adalah biaya pencadangan yang naik dan pendapatan operasional yang tidak tumbuh signifikan,” demikian dipaparkan pakar ekonomi syariah – Adiwarman Karim dalam Outlook Revisited On RBB yang di-publish pada Karim Award 2017 baru-baru ini di Jakarta.

Menurut Adiwarman, bank syariah di Indonesia masih muda dan tengah dalam tahap investasi. Hal tersebut yang membuat rasio BOPO bank umum syariah (BUS) tinggi dan mempengaruhi pendapatan bank.

“Pertumbuhan BOPO harus dilihat tren yang ada baik atau tidak, tetapi BUS memang masih lebih muda dibanding bank umum konvensional. Tetapi terkait posisi BOPO yang tinggi itu, belakangan juga ditambah dengan tren peningkatan CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) dari perbankan syariah,” jelas Adiwarman.

Adiwarman lalu melanjutkan, bahwa ROA BUS yang hanya mampu naik hingga 0,83%. Namun diproyeksikan pada tahun 2017 BUS akan mengalami kenaikan ROA yang cukup baik hingga mencapai 1,10%.

“Kenaikan ini disebabkan karena bisnis retail pada tahun 2017 diproyeksikan akan terus membaik dimana mayoritas BUS saat ini sudah mulai memposisikan diri untuk fokus pada retail banking untuk segmen produktif maupun konsuntif. Tidak hanya itu, pengelolaan dana haji yang disalurkan sejumlah BUS juga ikut berkontribusi terhadap pendapatan BUS yang akan terus meningkat,” ungkap Adiwarman.

Dibuktikan dengan rasio FDR BUS yang diproyeksikan akan naik sebesar 88,90% atau lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 88,66%.

“Meningkatnya jumlah pembiayaan dan restrukturisasi pembiayaan dalam rangka menekan NPF menjadi faktor utama FDR BUS tahun 2017 kian membaik,” demikian pungkas Adiwarman Karim, CEO Karim Business Consulting.