Sering sakit? Sering mengonsumsi antibiotik?Ada potensi bakteri pun jadi makin kebal. Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat (AS) menemukan 25 jenis antibiotik baru yang diharapkan bakteri tidak kebal terhadapnya.

Pun ketika diuji pada tikus, teixobactin sanggup menumpas bakteri Staphylococcus aureus yang tahan terhadap methicillin. Dari BBC.co.uk, Para peneliti Universitas Northeastern di Boston, AS, itu kini perlu menguji antibiotik tersebut kepada manusia. Kendati begitu, mereka yakin keampuhan teixobactin akan bertahan selama bertahun-tahun dan bakteri tidak kebal terhadapnya.
“Intinya, jenis antibiotik ini berkembang menjadi antibiotik yang tidak bisa dilawan. Kami tidak pernah melihat yang seperti ini. Ada berbagai trik berbeda di dalamnya yang meminimalisasi perlawanan,” kata Profesor Kim Lewis, kepala tim peneliti.
Temuan para peneliti dari Universitas Northeastern tersebut telah dipublikasikan jurnal ilmiah Nature dan dipuji sejumlah pakar dari berbagai belahan dunia, salah satunya Dr James Mason dari King’s College di London.
Menurutnya, terobosan para peneliti dari Universitas Northeastern memang menakjubkan. Namun terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa antibiotik yang mereka temukan akan ampuh dalam sekian tahun mendatang. Dia kemudian merujuk fakta bahwa keampuhan antibiotik akan memudar seiring waktu.
Penemuan antibiotik berkembang pesat pada era 1950-an dan 1960-an. Namun, sekian tahun kemudian, sejumlah mikroba kebal terhadap antibiotik. Contoh nyata ialah vancomycin yang ditemukan pada 1950-an, namun pada akhir 1980-an bakteri kebal terhadapnya.
Kekebalan Antibiotik = Terorisme
Prof Kim Lewis menambahkan, “Selain dari implementasi langsung, ada juga, saya pikir, perubahan paradigma dalam pikiran kita karena kita telah beroperasi atas dasar bahwa pembangunan kekebalan (terhadap antibiotik–red) tidak bisa dihindari dan bahwa kita harus fokus pada memperkenalkan obat lebih cepat dari perlawanannya”.
“Teixobactin menunjukkan bagaimana kita dapat mengadopsi strategi alternatif dan mengembangkan senyawa yang tidak dapat dikalahkan oleh bakteri .” Antibiotik pertama, penisilin, ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, dan lebih dari 100 senyawa telah ditemukan sejak, tetapi tidak ada kelas baru telah ditemukan sejak 1987.
Kurangnya obat baru, ditambah dengan berlebihan dalam meresepkan, telah menyebabkan bakteri menjadi semakin resisten terhadap obat-obatan modern. Dame Sally Davies, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah AS, mengatakan resistensi antibiotik “sebesar risiko terorisme”.

