Survey indeks kebahagiaan 2014 menyebutkan, orang yang menikah lebih bahagia daripada yang tidak.
Ini bukan isapan jempol. Hasil survei indeks kebahagiaan 2014 memaparkan data, indeks kebahagiaan paling rendah terdapat pada rumah tangga dengan anggota rumah satu orang atau lajang, dengan indeks 66,96. Sebaliknya, indeks kebahagiaan paling tinggi pada rumah tangga dengan anggota rumah tangga dua orang mencapai 69,71, atau dengan kata lain orang yang menikah lebih bahagia.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta, Sri Santo Budi pada konferensi pers di Jakarta, Kamis, (5/2) mengatakan, “Ada kecenderungan, semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, indeks kebahagiaan akan semakin tinggi. Tetapi menurun kembali pada rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga lebih dari tujuh orang,”.
Indeks kebahagiaan penduduk yang berstatus belum menikah lebih rendah dibandingkan pasangan yang cerai hidup, yaitu 67,76 untuk penduduk yang belum menikah dan 67,90 untuk penduduk yang cerai hidup.
Meski melajang namun pernah menikah lebih bahagia juga daripada melajang. Namun, ini untuk mereka yang cerai mati. Menurut Sri, penduduk menikah dan cerai mati memiliki tingkat kebahagiaan relatif sangat dekat, yaitu masing-masing 69,32 dan 69,29.
Meski sudah menikah, kepala rumah tangga tidak lebih bahagia daripada pasangannya. Dari data yang sama, indeks kebahagiaan kepala rumah tangga adalah 67,57. Sementara itu, pasangan kepala rumah tangga memiliki indeks kebahagiaan di level 69,45. Kepala rumah tangga di manapun di dunia ini umumnya adalah lelaki, sedangkan pasangannya, ya perempuan.
Tidak hanya soal punya pasangan hidup, data juga menunjukkan kebahagiaan penduduk Indonesia ditentukan oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin bahagia orang itu. Penduduk yang tidak atau belum sekolah, mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah sebesar 63,99. Sedangkan indeks kebahagiaan tertinggi dimiliki oleh penduduk dengan tingkat pendidikan S2 dan S3 sebesar 79,78.[su_pullquote align=”right”]“Indeks kebahagiaan paling rendah terdapat pada rumah tangga dengan anggota rumah satu orang atau lajang, dengan indeks 66,96”[/su_pullquote]
Makin Kaya Makin Bahagia
Tidak cukup menikah lebih bahagia, tingkat pendidikan pun berpengaruh kepada tingkat penghasilan. Dan semakin kaya Anda, semakin bahagia. Semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin meningkatkan pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pula indeks kebahagiaan.
“Pada tingkat pendapatan lebih rendah dari Rp 7,2 juta per bulan, indeks kebahagiaan mencapai 76,21. Sedangkan pada tingkat pendapatan Rp 1,8 juta per bulan, indeks kebahagiaannya hanya 62,35,” kata Sri memaparkan.
Secara umum, indeks kebahagian nasional kita adalah 68,28. Survei ini menilai kebahagiaan dari beberapa aspek antara lain, kepuasan terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah dan aset, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan.


