Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat berkunjung ke kebun bergizi anggota Posdaya di Lembang Bandung, Jawa Barat. foto: Yayasan Damandiri.

Pemberdayaan Keluarga Lewat Kebun Bergizi

[sc name="adsensepostbottom"]

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) banyak melahirkan pahlawan-pahlawan pemberdayaan keluarga di pedesaan. Salah satunya dalam mengembangan kebun bergizi dan kolam ikan.

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat berkunjung ke kebun bergizi anggota Posdaya di Lembang Bandung, Jawa Barat. foto: Yayasan Damandiri.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat berkunjung ke kebun bergizi anggota Posdaya di Lembang Bandung, Jawa Barat. foto: Yayasan Damandiri.

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, kelembutan budaya dari setiap peserta dalam mengelola Posdaya bisa mempekuat keyakinan, bahwa suatu perubahan sosial bisa terjadi pada komunitas yang partisipasinya tinggi. “Semua anggota Posdaya terjun dalam proses pemberdayaan, diyakini bisa mengantar keluarga tertinggal ke posisi yang lebih sejahtera tanpa menggoncangkan kekerabatan yang ada,” kata Haryono kepada MySharing.

Menurutnya, biarpun tidak semuanya glamour, tapi banyak sekali Posdaya yang melahirkan pahlawan-pahlawan baru yang muncul dari pedesaan. Mereka berasal dari keluarga biasa saja yang selama bertahun-tahun dengan tekun mengolah sampah, seumpamanya. Tidak bicara, bisa dan biasa datang dalam pertemuan RT,RW atau kelurahan, namun mereka tanpa “bunyi” sama sekali.

Dalam kemeriahan Posdaya, mendadak muncul kepermukaan menjadi tokoh yang sangat disegani. Dalam “diam”-nya ternyata sanggup mengungkapkan kesiap siagaannya untuk berubah. Otaknya yang encer, mencipta karya-karya indah dari sedikit anjuran yang dibawahakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya, yang secara ajak membawakan gagasan karya olahan sederhana.

Seringkali mahasiswa KKN terpesona dengan kemahiran anggota Posdaya di pedesaan. Karena diluar dugaanya, justru pahlwan desa itu ternyata lebih mahir mengolah sesuatu yang semula dianggap sampah menjadi produk yang tidak saja membawa berkah. Tapi mereka sanggup menyelesaikan persoalan dunia yang belum ketemu pemecahannya.

Salah satu contoh yang menarik, lanjut Haryono, dilakukan oleh seorang mahasiswa KKN di suatu desa. Melalui petunjuk sederhana mahasiswa itu mengajurkan kepada penduduk desa untuk mengalirkan air yang mengalir melewati desanya ke rumah masing-masing.

Mahasiswa itu menganjurkan setiap keluarga desa membuat kebun bergizi dan kolam ikan di halaman rumahnya untuk meningkatkan gizi keluarganya. Air yang membelok ke halaman rumah itu menjadi sumber air untuk memelihara ikan nila dan mengairi kebun bergizi yang rimbun dengan sayuran, buah-buahan dan aneka tanaman obat.

Haryono menceritakan kembali, suatu hari mahasiswa KKN itu mengajak rekannya meninjau kebun bergizi dan kolam ikan anggota Posdaya binaannya di desa. Ternyata di luar dugaan, halaman rumah yang terdapat kebun bergizi itu berubah menjadi ruang tamu terbuka yang menarik.

Ibu yang anggota Posdaya itu sangat senang kebun bergizi dan kolam ikannya ditinjau oleh para mahasiswa. Mereka pun dijamu dengan santapan nasi dan ikan nila goreng. Halaman rumah ibu itu pun berubah menjadi restoran yang nyaman. “ Ini potret pahlawan desa anggota Posdaya. Karena si ibu ini pun mengajarkan anggota lainnya untuk membuat kebun bergizi dan kolam ikan di halaman rumahnya,” kata Haryono.

Menurutnya, Yayasan Damandiri bersinergi dengan mahasiswa KKN Tematik Posdaya dari berbagai perguruan tinggi memberikan pendidikan dan pemberdayaan kepada keluarga dalam mengelelo kebun bergizi dan kolam ikan.  Hasil dari bertanam dan pelihara ikan bisa untuk keperluan sendiri atau bisnis dengan kerjasama antar keluarga. “Program Posdaya ini bernilai ekonomis dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tukasnya.